MITRABERITA.NET | Sore itu, suasana di Jalan Syiah Kuala, Lamdingin, terasa lebih semarak dari biasanya. Lapak-lapak takjil berjejer rapi, dipenuhi warga yang berburu hidangan berbuka puasa.
Di tengah hiruk-pikuk keramaian, sosok yang tak terduga hadir dengan cara sederhana—Marlina Usman, istri Gubernur Aceh Muzakir Manaf, datang hanya dengan motor matic, tanpa pengawalan ketat, ditemani seorang ajudan perempuan.
Tak seperti para pejabat lain yang biasanya hadir dalam mobil dinas dan iring-iringan pengamanan, Ketua TP PKK Aceh ini memilih untuk menyusuri jalanan kota dengan santai.
Selepas Ashar, ia berangkat dari Meuligoe Gubernur Aceh, melewati Masjid Raya Baiturrahman, menyusuri Simpang Lima, hingga akhirnya tiba di pusat jajanan Ramadhan di Jalan Syiah Kuala.
Begitu turun dari motornya, Marlina berjalan kaki, menyusuri lapak-lapak takjil yang dipadati warga. Senyum ramahnya menyapa para penjual dan pembeli yang kaget melihat kehadirannya di tengah mereka. Tak canggung, ia bertanya harga jajanan dalam bahasa Aceh.
“Nyoe padum saboh? (Ini berapa satu?)” tanyanya sambil menunjuk sepiring kue tradisional.
Seorang ibu penjual tersenyum lebar. “Kak Na! Baroekon takalon bak sosmed, jinoe ka takalon langsong (Dulu cuma lihat di media sosial, sekarang bertemu langsung),” katanya penuh antusias.
Marlina tertawa kecil, lalu dengan telaten memilih beberapa kue dan minuman segar. Ia membayar dengan uang receh yang telah disiapkan sebelumnya, lalu menggantungkan plastik berisi takjil di motornya.
Kesederhanaannya tak hanya mengejutkan, tetapi juga menghangatkan hati warga. Tak ada jarak antara dirinya dan masyarakat.
Marlina menunjukkan bahwa kepemimpinan bukan hanya soal jabatan, tetapi juga tentang bagaimana merasakan kehidupan rakyat dari dekat.
“Saya senang melihat semangat warga di awal Ramadhan ini,” ujarnya. “Ini adalah momen yang tepat untuk saling berbagi dan memperkuat kebersamaan.”
Sebagai Ketua TP PKK Aceh periode 2025-2030, Marlina berkomitmen untuk terus mendukung pemberdayaan keluarga dan ekonomi rakyat.
Sejak pelantikannya pada 20 Februari 2025, ia bertekad untuk tetap dekat dengan masyarakat, bukan sekadar lewat program, tetapi juga melalui interaksi langsung seperti ini.
Di sore yang hangat itu, di antara jejeran lapak takjil dan senyum warga, Marlina Muzakir membuktikan bahwa kepemimpinan yang baik dimulai dari kedekatan, kehangatan, dan kepedulian yang tulus.