MitraBerita | Dollar AS mencatatkan lonjakan signifikan menyusul klaim kemenangan Donald Trump dalam Pemilihan Presiden Amerika Serikat (Pilpres AS) 2024 pada Rabu 6 November 2024. Di saat yang bersamaan, mata uang kripto Bitcoin juga mencatatkan lonjakan signifikan, mencapai level tertinggi sepanjang sejarah.
Media Fox News sebelumnya memproyeksikan Trump meraih kemenangan dalam Pilpres, mengalahkan pesaing utamanya, Wakil Presiden Kamala Harris. Kemenangan ini menandai kembalinya Trump ke panggung politik setelah mengakhiri masa jabatan sebagai Presiden pada 2021.
Dalam laporan yang diterbitkan oleh Reuters, Trump diperkirakan akan menerapkan kebijakan ekonomi yang agresif, termasuk pembatasan imigrasi, pemotongan pajak, dan tarif tinggi.
Rencana tersebut dianggap berpotensi memperburuk inflasi dan menekan imbal hasil obligasi lebih lanjut. Hal ini memicu lonjakan imbal hasil obligasi pemerintah AS hingga mencapai level tertinggi dalam empat bulan terakhir.
Dollar AS pun meroket, mencatatkan kenaikan harian terbesar dalam lebih dari dua tahun. Indeks dollar melonjak 1,5 persen menjadi 104,97, sementara mata uang utama dunia lainnya, seperti Euro dan Yen, merosot tajam.
Di pasar utang, biaya pinjaman pemerintah AS juga meningkat, dengan imbal hasil obligasi negara 10 tahun menembus angka 4,47 persen.
Bitcoin, yang selama ini dianggap lebih didukung oleh Trump dibandingkan Harris, turut mencatatkan lonjakan luar biasa. Mata uang kripto pertama di dunia ini melonjak ke angka 75.397 dollar AS, memecahkan rekor tertinggi sebelumnya.
Kenaikan ini semakin memperkuat pandangan bahwa kebijakan ekonomi Trump dapat mendorong pasar kripto, yang semakin diminati oleh para investor.
Trump sendiri, dalam pidatonya setelah kemenangan, menegaskan komitmennya untuk mengembalikan kejayaan Amerika Serikat.
“Kita harus memperbaikinya karena bersama-sama kita benar-benar dapat menjadikan Amerika hebat lagi bagi seluruh warga Amerika,” ujar Trump.
Kemenangan Trump dan dampaknya terhadap pasar keuangan serta mata uang kripto akan terus menjadi topik hangat di kalangan analis ekonomi dalam beberapa pekan ke depan.