Tu Sop Meninggal, Ketua Umum Laskar Panglima Nanggroe: Kami Merasa Kehilangan

Ketua Umum Laskar Panglima Nanggroe, Sulaiman Manaf. Foto: dokumen pribadi

MitraBerita | Aceh tengah berduka atas kepergian Tengku H. Muhammad Yusuf A. Wahab (Tu Sop), ulama kharismatik yang juga calon Wakil Gubernur Aceh, yang meninggal dunia di Jakarta pada Sabtu 7 September 2024.

Ketua Umum Laskar Panglima Nanggroe, Sulaiman Manaf, menyampaikan rasa kehilangan yang mendalam terhadap sosok yang dianggap sebagai ulama dan pejuang sejati bagi Aceh ini.

“Innalillahiwainnailaihirajiun. Kabar kepergian Tu Sop merupakan kehilangan besar bagi kita semua. Beliau bukan hanya seorang ulama, tetapi juga pejuang sejati yang tak pernah lelah mengabdikan diri untuk Aceh,” ungkapnya.

Sulaiman menyatakan bahwa kepergian ulama yang juga pemimpin Dayah Babussalam Al Aziziyah Jeunib tersebut adalah sebuah takdir yang tak bisa dihindari.

“Allah SWT telah memanggil beliau di tengah situasi politik yang semakin memanas, menjauhkan beliau dari hiruk-pikuk politik yang sering kali terjebak dalam permainan kotor,” ujar Sulaiman, penuh kesedihan.

Menurut Sulaiman, pemilihan waktu yang tepat oleh Allah SWT untuk memanggil Tu Sop mencerminkan Allah melindungi beliau dari gejolak politik yang mungkin bertentangan dengan nilai-nilai keislaman yang selalu beliau perjuangkan.

“Mungkin ini cara-Nya menjaga Tu Sop dari arus politik yang tidak sesuai dengan nilai-nilai keislaman yang beliau junjung tinggi,” tambahnya.

Sulaiman Manaf juga memuji Tu Sop sebagai sosok yang penuh harapan untuk perubahan positif di Aceh. Kepemimpinannya yang berbasis pada nilai-nilai agama dan komitmen terhadap rakyat kecil menjadikannya sebagai simbol keteladanan dan kejujuran.

“Kami merasa sangat kehilangan, tetapi kami yakin warisan beliau akan terus hidup dalam setiap jiwa yang pernah beliau sentuh,” ungkap Sulaiman.

Sulaiman Manaf mendoakan agar keluarga dan kerabat yang ditinggalkan diberikan kekuatan dan kesabaran.

“Semoga Allah SWT menerima segala amal ibadah beliau, mengampuni segala khilaf, dan menempatkannya di surga-Nya yang paling mulia. Aceh telah kehilangan salah satu putra terbaiknya, tetapi perjuangan beliau akan selalu ada dalam hati kami,” tutupnya.

Pesan belasungkawa ini mencerminkan besarnya pengaruh dan peran Tu Sop, baik dalam ranah agama maupun sosial-politik Aceh. Kepergian beliau meninggalkan kekosongan yang sulit diisi, namun juga mengingatkan kita akan pentingnya kepemimpinan yang selalu berada di bawah naungan kehendak Allah SWT.