MitraBerita | Mantan Wali Kota Langsa dua periode, Tgk Usman Abdullah atau yang akrab disapa Toke Seu’um, mengimbau masyarakat Aceh khususnya warga Kota Langsa untuk tidak terpengaruh dengan propaganda yang sedang menjatuhkan nama Partai Aceh.
Pernyataan ini disampaikannya di hadapan ratusan tim sukses, Komite Peralihan Aceh (KPA), dan kader Partai Aceh, pada acara Konsolidasi DPW Partai Aceh Kota Langsa di Posko Pemenangan PA di BTN Alue Beurawe, Sabtu malam 7 September 2024.
Toke Seu’um menegaskan bahwa Aceh memiliki status kekhususan yang harus dijaga demi terwujudnya kesejahteraan dan mimpi yang dicita-citakan melalui perdamaian.
“Semangat dan ideologi Partai Aceh mengandung esensi perjuangan yang dibangun atas dasar darah dan keringat. Jangan sampai kita terpecah hanya karena ulah beberapa oknum yang mencoreng nama baik partai ini,” tegasnya.
Dalam pidatonya, Toke Seu’um mengajak masyarakat Aceh untuk mempelajari kembali sejarah kejayaan Kerajaan Aceh masa lalu, ketika Aceh menjadi kekuatan yang ditakuti oleh negara-negara Eropa seperti Portugis.
Ia menceritakan kisah heroik Laksamana Malahayati, yang berhasil memenggal kepala seorang jenderal Portugis, sebagai simbol ketangguhan Aceh di masa lalu.
“Sejarah menunjukkan bahwa Aceh hanya runtuh ketika rakyat diadu domba. Perpecahan antara ulama dan umara menjadi pelajaran penting yang harus kita ingat,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa kekuatan Aceh masa lalu terletak pada persatuan rakyatnya, dan jika Aceh bersatu, cita-cita besar untuk membangun masa depan yang lebih baik pasti akan terwujud.
Pesannya, _”Geutanyoe bangsa Aceh, beu ta thei droe dan beu ta tusoe droe, bek sampoe jeut keu bangsa lamit yang dijajah dan diboh atoe lei bangsa laen,”_ mendapat sambutan hangat dari para hadirin.
Maksud dari kalimat tersebut, mengajak kepada bangsa Aceh agar mengenal siapa dirinya agar tidak mudah dijajah dan diatur oleh bangsa lain.
Kalimat tersebut, menurutnya, memiliki daya magis yang menyatukan rakyat Aceh dalam perjuangan mereka untuk keadilan di berbagai sektor—politik, ekonomi, pendidikan, sosial, budaya, dan agama—di bawah Republik Indonesia.
Sebagai mantan anggota DPR Aceh (2009-2012), Toke Seu’um juga mengulas bagaimana Partai Aceh telah berjuang dengan sangat gigih untuk mewujudkan kesejahteraan Aceh.
Program-program seperti jaminan kesehatan gratis yang telah dijalankan oleh Partai Aceh kini bahkan menjadi inspirasi bagi kebijakan nasional di Indonesia.
Namun, ia menyayangkan Partai Aceh hanya mampu meraih lebih dari 48% kursi parlemen dalam 18 tahun keberadaannya, yang menurutnya menjadi tantangan dalam perjuangan politik Aceh.
Tokoh Langsa yang berpengaruh itu mengajak masyarakat mendukung penuh pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh dari Partai Aceh, Muzakir Manaf (Mualem) dan Fadhlullah (Dek Fad), dalam Pilkada 27 November 2024 mendatang.
Menurutnya, Aceh butuh pemimpin yang berani dan memiliki jiwa petarung, terutama dalam mengatasi masalah pengelolaan minyak dan gas yang belum sesuai dengan MoU Helsinki.
Tak lupa, Toke Seu’um menekankan pentingnya mendukung pasangan Maimul Mahdi-Nurzahri (MURNI), calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Langsa dari Partai Aceh, untuk melanjutkan pembangunan yang lebih maju dan sejahtera bersyariat di Kota Langsa.
“Kami siap bekerja keras memenangkan MURNI demi kemajuan Langsa dan masa depan yang lebih cerah,” tutupnya.