Pj Bupati Aceh Besar Apresiasi Upaya Warga Leupung Melestarikan Adat Kenduri Laot

  • Bagikan
Pj Bupati Aceh Besar Apresiasi Upaya Warga Leupung Melestarikan Adat Khanduri Laot. Foto: MC Aceh Besar 

MITRABERITA.NET | Penjabat (Pj) Bupati Aceh Besar, Muhammad Iswanto, mengapresiasi upaya nelayan dan warga Kecamatan Leupung, Aceh Besar dalam pelestarian tradisi Kenduri Laot.

Tradisi ini menjadi simbol rasa syukur dan kebersamaan masyarakat nelayan di Kabupaten Aceh Besar khususnya di Leupung.

“Hari ini kita bersyukur, tradisi nelayan di Leupung masih terjaga. Sekitar 60 hingga 70 persen masyarakat di sini berprofesi sebagai nelayan, dan Kenduri Laot ini adalah wujud syukur mereka atas rezeki laut yang diperoleh,” ungkap Muhammad Iswanto.

Hal itu disampaikan Iswanto pada saat menghadiri acara Kenduri Laot yang digelar masyarakat nelayan di Pantai Lhok Seudu, Kecamatan Leupung, Kamis 16 Januari 2025.

Acara Kenduri Laot, yang diperingati dengan pemotongan hewan kerbau dan memasaknya bersama, menjadi tradisi tahunan sebagai ungkapan syukur atas hasil laut selama setahun.

Muhammad Iswanto menegaskan, pemerintah daerah juga berkomitmen mendukung sektor perikanan di Aceh Besar, termasuk memperhatikan fasilitas nelayan seperti dermaga, pabrik es, dan gudang penyimpanan.

“Kami akan terus memberikan penguatan untuk sektor perikanan. Stabilitas ini harus menjadi fokus, termasuk bagi pemerintah mendatang. Selain itu, kami akan merekomendasikan penguatan sektor ini kepada Dinas Perikanan Provinsi Aceh,” ujarnya.

Namun, Pj Bupati juga menyoroti fluktuasi harga ikan yang kerap menjadi tantangan bagi nelayan.

“Harga ikan saat hasil tangkapan melimpah sangat rendah. Ini perlu kita atasi bersama. Fasilitas seperti pabrik es dan gudang penyimpanan menjadi kebutuhan yang mendesak,” tambahnya.

Panglima Laot Leupung, Muhammad Hasan atau akrab disapa Ngoh Hasan, menjelaskan bahwa Kenduri Laot adalah warisan leluhur yang terus dilestarikan.

Dalam kesempatan yang sama, ia juga mengungkapkan kepada Pj Bupati Aceh Besar tentang kendala nelayan selama ini yang kesulitan mendapatkan bahan bakar minyak (BBM).

“BBM, terutama pertalite, sangat sulit didapatkan. Dari 170 armada nelayan, hanya 23 unit yang mendapat rekomendasi untuk solar. Kami berharap pemerintah memberikan solusi atas masalah ini,” kata Ngoh Hasan.

Sementara itu, Imuem Mukim Leupung, Ramli Ilyas CR, menambahkan bahwa Pantai Lhok Seudu memiliki nilai historis sebagai lokasi aman bagi para nelayan, terutama saat cuaca ekstrem.

Untuk itu, ia berharap kepada pemerintah daerah untuk terus mendukung pengembangan kawasan ini.

“Kawasan ini bukan hanya ikon Aceh Besar, tapi juga Aceh secara keseluruhan. Kami harap fasilitas di sini terus diperhatikan agar aktivitas nelayan berjalan lancar,” harap Ramli.

Acara Kenduri Laot ini turut dihadiri Kadis Kelautan dan Perikanan Aceh Besar Arifin, Kalaksa BPBD Ridwan Jamil, serta ribuan masyarakat dan nelayan.

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *