Banda Aceh Masih Banyak Persoalan, Butuh Perubahan

  • Bagikan
Tugu Simpang Lima Kota Banda Aceh. Foto: MitraBerita

MitraBerita | Ditengah hiruk pikuk persiapan Pilkada yang semakin memanas di Kota Banda Aceh, Pengamat Politik, Usman Lamreung, menyoroti sejumlah persoalan yang masih menghantui perkembangan ibu kota Provinsi Aceh ini.

Usman Lamreung mengatakan, sebagai pusat perekonomian Aceh, Kota Banda Aceh memiliki peranan yang sangat vital sebagai pusat pemerintahan, bisnis, perdagangan, serta memiliki sejumlah potensi di sektor pariwisata.

Meski demikian, potensi yang dimilikinya belum sepenuhnya dimaksimalkan untuk mengangkat nama Banda Aceh sebagai kota jasa dan destinasi pariwisata unggulan. Salah satunya revitalisasi Peunayong, kota tua di Aceh.

Menurutnya, perlu perhatian serius para calon Walikota Banda Aceh khususnya yang mengusung visi perubahan. Karena Banda Aceh saat ini memang butuh banyak perbaikan dan perubahan.

Salah satu gagasan yang diharapkan dari para calon Walikota Banda Aceh yaitu bagaimana mendatangkan investor untuk mengembangkan Banda Aceh. Karena tanpa kehadiran investor maka visi menjadikan Banda Aceh sebagai kota yang maju hanya akan menjadi wacana, seperti wacana kepala daerah sebelumnya.

“Dukungan regulasi yang kondusif, reformasi birokrasi, serta tata kelola pemerintahan yang efektif juga menjadi hal krusial yang harus diperhatikan untuk mewujudkan perubahan yang diharapkan,” ungkapnya, Selasa 9 Juli 2024.

Doktor Ilmu Politik itu menuturkan, kandidat calon Walikota Banda Aceh harus memikirkan dengan seksama bagaimana mengembangkan Banda Aceh sebagai kota layanan publik berkualitas, mengoptimalkan potensi ekonomi berkelanjutan, serta melestarikan warisan budaya Aceh.

Usman Lamreung juga menyinggung soal pengelolaan birokrasi yang efisien dengan prinsip meritokrasi yang adil, yang dianggap sangat penting untuk mendukung inovasi dan kinerja yang berkualitas.

Di samping itu, penerapan syariat Islam juga harus diperhatikan karena selama ini menjadi salah satu perhatian publik, sebab banyaknya pelanggaran syariat Islam yang tidak mendapat perhatian khusus, padahal Aceh daerah khusus.

“Konsistensi dalam menerapkan syariat Islam yang inklusif harus menjadi perhatian serius bagi calon Walikota, tidak hanya dari aspek hukum, tetapi juga dalam hal pendidikan dan sosial,” paparnya.

Dalam kesempatan itu Usman Lamreung juga menyentil terkait penataan Simpang Ulee Kareng yang sering menjadi sorotan publik, namun sudah sekian lama tidak mendapatkan perhatian serius pemerintah kota.

“Simpang Ulee Kareng harus direvitalisasi secara komprehensif agar menjadi pusat keindahan yang representatif bagi Banda Aceh, bukan sekadar titik kemacetan yang menyebalkan,” kata Usman Lamreung.

Dengan berbagai masalah yang masih membuat penat tersebut, kata dia, masyarakat Banda Aceh berharap para kandidat calon Walikota memiliki gagasan konkret dan solutif untuk memimpin Banda Aceh ke arah yang lebih baik.

“Masyarakat Banda Aceh sangat berharap pada kepemimpinan yang mampu mengatasi tantangan-tantangan ini dengan visi yang jelas dan komitmen yang kuat,” tutup Usman Lamreung.

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *