MITRABERITA.NET | Ketegangan geopolitik yang terus meningkat antara Israel dan Iran mulai mengguncang pasar aset digital. Harga Kripto utama, termasuk Bitcoin dan Ethereum, terpantau anjlok dan kembali memasuki Zona Merah pada Rabu 18 Juni 2025.
Pasar kripto, yang dikenal sangat sensitif terhadap ketidakpastian global, bereaksi negatif terhadap eskalasi konflik di Timur Tengah.
Aksi jual besar-besaran tampaknya tak terhindarkan, mendorong koreksi signifikan di sejumlah aset digital berkapitalisasi besar.
Mengacu pada data dari Coinmarketcap, Bitcoin (BTC) – kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar di dunia – tercatat mengalami penurunan harian sebesar 3,19 persen.
Terpantau, dalam sepekan terakhir, terkoreksi hingga 4,76 persen. Saat ini, harga Bitcoin berada di level USD 104.622 per koin, atau setara dengan Rp 1,69 miliar (dengan asumsi kurs Rp 16.205 per dolar AS).
Tekanan serupa juga dialami Ethereum (ETH) yang dalam 24 jam terakhir turun 2,65 persen, dan 9,22 persen dalam rentang sepekan. Harga ETH kini berada di kisaran Rp 41 juta per koin.
Sementara itu, Binance Coin (BNB) tak luput dari tren pelemahan. Dalam sehari terakhir, BNB tercatat turun 0,74 persen, dan dalam sepekan terkoreksi 2,17 persen, membuat aset ini diperdagangkan di level Rp 10,5 juta per koin.
Di sisi lain, Cardano (ADA) menjadi salah satu aset yang mencatat penurunan paling tajam. ADA terkoreksi hingga 5,47 persen dalam 24 jam terakhir dan 13,70 persen dalam sepekan, menjatuhkan harganya ke kisaran Rp 9.950 per koin.
Tekanan geopolitik yang meningkat ini menciptakan ketidakpastian bagi para investor kripto yang biasanya menjadikan aset digital sebagai alternatif lindung nilai. Namun, dalam situasi global yang genting seperti saat ini, volatilitas tinggi justru menjadi risiko utama yang membayangi pasar.
Kondisi ini menunjukkan bahwa meskipun pasar kripto sering dianggap sebagai “Safe Haven” digital, nyatanya ia tetap rentan terhadap gejolak eksternal seperti konflik politik dan perang.
Para investor pun disarankan untuk lebih waspada dan mencermati perkembangan geopolitik global sebelum mengambil keputusan investasi.
Editor: Tim Redaksi