MitraBerita | Penjabat Ketua Tim Penggerak PKK Aceh, Hj. Safriati, mengunjungi Pasar Tani Dinas Perkebunan Aceh di Lampineng, Rabu 9 Oktober 2024, sebagai wujud dukungan terhadap pengembangan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) serta mempromosikan produk lokal Aceh.
Dalam kesempatan tersebut, Safriati membeli berbagai bibit tanaman, sayuran hidroponik, bumbu dapur, dan produk lokal lainnya yang sebagian besar dihasilkan oleh petani, pengrajin, dan pengusaha kecil di Aceh.
Ia juga berdialog dengan para pedagang untuk mendengarkan tantangan yang mereka hadapi. Salah satu produk yang menarik perhatian Safriati adalah bibit cabe rawit.
“Cabai rawit bisa berumur hingga setahun. Jika setiap rumah memiliki satu tanaman cabe, ini dapat mengurangi biaya pembelian dan membantu pengeluaran rumah tangga,” katanya.
Dengan harga cabai rawit yang mencapai Rp45 ribu per kilogram, inisiatif ini diharapkan dapat mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap harga pasar.
Pj Ketua PKK juga membeli sayuran hidroponik dari mahasiswa Universitas Syiah Kuala, seperti sawi pakcoy seharga Rp10 ribu. Ia mendukung pengembangan produk BUMG Gampong yang diharapkan bisa menjadi potensi daerah.
Selain itu, Safriati memberikan perhatian khusus pada produk garam Krueng Raya. Ia menyarankan peningkatan kualitas kemasan agar produk ini lebih menarik dan mampu bersaing di pasar yang lebih luas, termasuk supermarket.
“Kemasan yang menarik tidak hanya meningkatkan harga jual, tetapi juga membantu produk lokal bersaing,” ujarnya.
Bukan itu saja, Safriati juga membeli bumbu dapur dari Nur Asiah, penjual asal Naga Umbang Keude Bieng, Aceh Besar, serta produk olahan lainnya seperti tomat, bunga pepaya, teri dari Leupung, dan rempah-rempah kering yang merupakan hasil produksi masyarakat setempat.
Kunjungan ini merupakan bagian dari upaya PKK Aceh untuk mendorong masyarakat agar lebih memanfaatkan hasil pertanian lokal.
Safriati berharap kegiatan ini dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan potensi produk lokal dan mendukung ketahanan pangan serta ekonomi keluarga di Aceh.