Jalan Tol Aceh: Harapan Ekonomi yang Belum Terwujud

  • Bagikan
Pengamat Ekonomi dan Bisnis dari Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, Dr Amri SE MSi. Foto: MitraBerita/Hidayat

MitraBerita | Jalan tol memiliki sejumlah fungsi yang sangat membantu perekonomian di suatu negara. Pembangunan jalan tol biasanya membawa dampak positif terhadap peningkatan ekonomi masyarakat di suatu negara termasuk di Indonesia.

Namun begitu, pembangunan jalan tol di Aceh nampaknya belum memberikan dampak yang signifikan terhadap peningkatan ekonomi, pasalnya, pembangunan jalan tol di Aceh belum berhasil menghubungkan Aceh dengan provinsi Sumatra Utara.

Seperti disampaikan Pengamat Ekonomi dan Bisnis, Dr Amri SE MSi kepada media MitraBerita, Senin malam 14 Oktober 2024. Seharusnya, kata Amri, keberadaan jalan tol mampu memperlancar distribusi barang dan jasa, sehingga dapat menunjang pertumbuhan ekonomi.

“Pembangunan jalan tol merupakan infrastruktur dasar ekonomi. Keberadaan jalan tol ini harusnya mampu mempercepat perjalanan distribusi barang dan jasa, karena jalan tol itu kan jalur khusus yang lebar dan bebas hambatan, sehingga keberadaan jalan tol di Aceh harusnya mempermudah keluar masuk barang,” katanya menganggpi pertanyaan dari Wartawan MitraBerita.

Amri menuturkan, jika jalan tol Sibanceh sudah berfungsi dengan baik dan maksimal, maka akan memperkuat konektivitas antar daerah, sehingga ke depan dapat meningkatkan pemerataan hasil pembangunan.

“Selama ini yang sudah pasti, pembangunan jalan tol itu telah membuka lapangan pekerjaan yang sangat luas karena perusahaan membutuhkan banyak pekerja untuk menyelesaikan pembangunan jalan tol,” kata Dosen Ekonomi dan Bisnis dari Universitas Syiah Kuala tersebut.

Namun, Amri mengatakan bahwa masyarakat Aceh menunggu jalan tol yang masuk dalam proyek strategis nasional itu segera rampung agar distribusi barang dan jasa maupun orang bisa lebih cepat.

“Dengan cepatnya pendistribusian barang dan jasa, kemudian orang juga bisa lebih mudah dan cepat jika ingin ke Aceh, maka akan banyak orang yang datang ke Aceh. Dengan begitu, pertumbuhan ekonomi Aceh akan meningkat dan terwujudnya kesejahteraan rakyat,” katanya.

Sebagai informasi, jalan tol yang sudah beroperasi di Aceh setidaknya ada enam seksi. Keenam seksi tersebut yaitu Seksi 4 Indrapuri-Blang Bintang, yang telah diresmikan oleh Presiden Jokowi pada 25 Agustus 2020.

Kemudian, pada 9 September 2024, Presiden Jokowi kembali meresmikan Seksi 2 Seulimeum-Jantho sepanjang 6 kilometer, Seksi 3 Jantho-Indrapuri sepanjang 16 kilometer, Seksi 5 Blang Bintang-Kuto Baro 8 kilometer, dan seksi 6 Kuta Baro-Baitussalam sepanjang 5 kilometer.

Amri mengatakan, semua ruas jalan tol yang diresmikan itu berada di Kabupaten Aceh Besar, belum terhubung ke Sigli, bahkan juga tidak sampai ke Banda Aceh.

Menjelang berakhirnya masa jabatan Presiden Jokowi pada 20 Oktober mendatang, ia berharap akses jalan tol di Aceh tetap menjadi perhatian pemerintah pusat. “Masyarakat Aceh tentu masih menunggu akses jalan tol ini segera rampung dan bisa beroperasi minimal dari Sigli ke Kota Langsa,” ungkapnya.

“Masyarakat berharap tol Aceh-Sumut bisa segera rampung untuk menunjang perekonomian Indonesia di masa depan, karena banyak sekali hasil alam yang bisa meningkatkan perekonomian masyarakat Aceh, tapi selama ini sulit dalam hal distribusi,” pungkasnya.

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *