MITRABERITA.NET | Gubernur Aceh H. Muzakir Manaf (Mualem) resmi mengangkat T. Emi Syamsyumi atau yang akrab disapa Abu Salam sebagai Penasihat Gubernur Aceh Bidang Investasi dan Hubungan Luar Negeri.
Penunjukan ini menjadi sinyal kuat bahwa Pemerintah Aceh serius mendorong masuknya investasi global sekaligus memperkuat jejaring diaspora dan pengembangan energi hijau.
Keputusan tersebut dituangkan dalam SK Nomor 800.1/1117/2025, yang sekaligus menegaskan arah baru pembangunan Aceh berbasis investasi produktif dan kekhususan otonomi khusus (Otsus).
Abu Salam diarahkan untuk menggarap agenda besar, mulai dari fasilitasi pembayaran digital lintas negara melalui kerja sama Bank Aceh Syariah dengan ActionPay, menjajaki investasi di sektor energi, properti, dan logistik, hingga advokasi untuk sektor riil seperti tambang emas, batu bara, galena, dan tembaga.
Tak hanya itu, ia juga mendapat mandat menyiapkan proposal investasi pabrik woodchip dan wood pellet berbasis biomassa dari limbah kayu Aceh.
Bahkan, Abu Salam diharapkan menjadi penghubung strategis dalam membuka peluang kerja sama dengan perusahaan migas global seperti Petronas, Petrochina, dan Sinaco untuk mengelola blok marginal dan potensi LNG skala kecil di Aceh.
Sektor lingkungan turut mendapat perhatian. Abu Salam dipercaya merancang solusi pengelolaan limbah B3 industri dan medis, termasuk rencana pembangunan hazardous waste facility berskala provinsi yang terintegrasi.
Langkah Mualem ini mendapat dukungan penuh dari Juru Bicara KPA Luwa Nanggroe, Umar Hakim Ilhami, yang menegaskan bahwa pengangkatan Abu Salam bukan sekadar simbol politik, melainkan strategi besar untuk menempatkan Aceh di jalur investasi global.
“Dengan dasar UUPA dan otonomi khusus, Aceh punya ruang legitimasi penuh untuk menjalin kerja sama internasional. Abu Salam adalah figur tepat karena memiliki jejaring luas dengan diaspora, investor asing, dan basis akar rumput yang kuat di Aceh,” ujar Umar Hakim.
Keputusan ini dipandang sebagai sinyal positif bahwa Pemerintah Aceh ingin keluar dari ketergantungan fiskal dan bergerak menuju pembangunan berbasis investasi produktif.
Skema kemitraan yang digagas Abu Salam diharapkan membuka pasar baru bagi UMKM Aceh, memperkuat sektor energi, infrastruktur, sekaligus mendorong ekonomi hijau.
Dengan mandat strategis tersebut, Abu Salam bukan hanya sekadar penasihat, melainkan jembatan penting antara Pemerintah Aceh, dunia usaha, diaspora, dan investor global.
Editor: Redaksi