MITRABERITA.NET | Badan Narkotika Nasional (BNN) Republik Indonesia kembali mencatatkan prestasi dan gebrakan besar dalam upaya pemberantasan narkotika di Indonesia.
Dalam kurun waktu hanya satu bulan, BNN berhasil menyita lebih dari setengah ton narkotika dari berbagai jaringan yang beroperasi di dalam dan luar negeri.
Dalam keterangan resminya, Kepala BNN RI menyampaikan bahwa operasi ini merupakan bagian dari strategi nasional untuk menanggulangi kejahatan narkotika yang semakin kompleks.
“Kami akan terus mengintensifkan tindakan represif terhadap jaringan narkotika yang mengancam ketahanan bangsa,” tegas Kepala BNN, Rabu 30 Juli 2025.
Sementara itu, Direktur Pengawasan Tahanan dan Barang Bukti, Brigjen Pol Drs. Toriq Triyono, dalam kesempatan itu memaparkan secara rinci kronologi pengungkapan kasus.
Ia menjelaskan, sepanjang Juni hingga Juli 2025, BNN Pusat bersama BNN Provinsi serta sejumlah stakeholder berhasil mengungkap 84 kasus narkotika dan menangkap 136 tersangka, dengan total barang bukti mencapai 561.094,64 gram.
Barang bukti tersebut mencakup: Ganja: 219.819,53 gram; Sabu: 337.381,05 gram; Ekstasi: 1.039,37 gram (setara 3.152 butir); Kokain: 3.089,36 gram, dan Ganja sintetis: 40,86 gram.
Selain itu, BNN juga menyita 550 buah liquid vape yang mengandung etomidat (obat bius keras), dengan total volume 1.100 mililiter.
Modus Baru
Salah satu kasus paling mencolok terjadi di Aceh, di mana jaringan narkoba yang dikendalikan oleh seorang bernama Mualim, menyelundupkan 200 bungkus sabu dengan berat total 199.549,1 gram.
Menariknya, sabu tersebut disamarkan dalam kemasan kopi “Cote d’Ivoire” berwarna oranye dan kemudian disembunyikan dalam muatan buah semangka untuk menghindari deteksi. Barang-barang itu diketahui akan dikirim ke Medan.
Dalam kasus lainnya, BNN mengungkap upaya penyelundupan kokain seberat 3.089,36 gram yang dibawa oleh warga negara Brasil berinisial YB melalui Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali.
BNN menjelaskan bahwa penangkapan dilakukan pada 13 Juli 2025 dengan dukungan dari pihak Bea Cukai dan BNN Provinsi Bali.
“Fakta ini menunjukkan adanya keterkaitan antara jaringan narkoba di Bali dengan sindikat asal Amerika Latin. Hal ini mengindikasikan bahwa Bali kini menjadi target pasar peredaran narkoba, terutama jenis kokain, di kalangan tertentu,” ungkap Brigjen Toriq.
Kepala BNN RI juga menegaskan bahwa sindikat narkoba terus mengembangkan strategi penyelundupan dan memodifikasi modus operasi guna mengecoh aparat.
Ia menyerukan kepada semua pihak untuk bersinergi dalam menghadapi bahaya dan ancaman narkotika yang kini dianggap bersifat dinamis dan transnasional.
“Kerja bersama antara masyarakat, aparat penegak hukum, dan pemerintah sangat penting dalam menciptakan Indonesia yang bersih dari narkoba,” tegasnya.
BNN juga mengimbau masyarakat untuk segera melaporkan aktivitas mencurigakan dan terus meningkatkan kewaspadaan demi memutus rantai peredaran gelap narkoba di tanah air.
Editor: Tim Redaksi