MITRABERITA.NET | Aceh Besar terus menunjukkan tren positif dalam tata kelola 604 gampong selama tiga tahun terakhir. Kabupaten ini juga menjadi yang tercepat dalam penyaluran Dana Desa di Aceh, memungkinkan proyek-proyek gampong segera terealisasi sesuai tahun berjalan.
Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Gampong (DPMG) Aceh Besar, Carbaini SAg, menyebutkan bahwa keberhasilan ini tidak terlepas dari pelaksanaan Rapat Koordinasi (Rakor) Gampong yang tepat waktu.
Rakor tersebut menjadi ajang sosialisasi regulasi terbaru, sehingga gampong-gampong di Kabupaten Aceh Besar dapat menyusun perencanaan pengelolaan Dana Desa sebelum tahun anggaran dimulai.
Pencairan Dana Desa yang tepat waktu bagian dari hasil kerja kolektif antara keuchik, aparatur gampong, pendamping desa, pihak kecamatan, hingga jajaran DPMG.
“Dukungan dan arahan dari Bapak Pj Bupati Aceh Besar, Muhammad Iswanto, turut menjaga ritme tata kelola yang baik,” ujar Carbaini, pada Rabu 29 Januari 2025.
Ia menjelaskan bahwa sejak 2023, Aceh Besar secara konsisten menjadi kabupaten pertama di Aceh yang mencairkan Dana Desa, meski pada 2025 sedikit mengalami keterlambatan akibat regulasi pusat.
Komitmen dalam tata kelola gampong juga terlihat dari pembayaran gaji aparatur yang selalu tepat waktu melalui Alokasi Dana Gampong (ADG), yang mencapai Rp 120 miliar per tahun.
“Aceh Besar juga memberikan tunjangan bagi Imum Mukim sebagai tokoh adat lintas gampong,” ungkapnya.
Ia mengatakan bahwa dari segi pembangunan desa, Gampong Mandiri di Kabupaten Aceh Besar mengalami peningkatan dalam jumlah yang signifikan.
Hingga akhir 2024, terdapat 44 Gampong Mandiri, 196 Gampong Maju, 354 Gampong Berkembang, dan hanya 9 Gampong Tertinggal. Prestasi ini menunjukkan bahwa tata kelola yang inovatif mendorong pertumbuhan ekonomi gampong.
Puncak pencapaian Aceh Besar terjadi pada 2024, ketika Gampong Bueng Sidom, Kecamatan Ingin Jaya, dinobatkan sebagai gampong terbaik se-Aceh.
“Sebelumnya, Gampong Wisata Nusa di Kecamatan Lhoknga juga berhasil meraih juara pertama dalam Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2021,” katanya.
Keberhasilan ini tidak lepas dari sinergi lintas sektor, termasuk peran TP PKK Aceh Besar dalam pemberdayaan ekonomi perempuan di gampong, termasuk peran perempuan sangat penting dalam membangun ekonomi gampong yang berkelanjutan.
“Semua pencapaian ini adalah hasil kerja kolektif, bukan kesuksesan individu. Soliditas dan kolaborasi menjadi kunci utama dalam mewujudkan tata kelola gampong yang inovatif dan berdaya saing,” pungkasnya.