Global  

Perlawanan China Bikin Perusahaan Teknologi AS Tumbang

Perlawanan China Bikin Perusahaan Teknologi AS Tumbang. (Foto:AP Photo/Andy Wong, File)

MITRABERITA.NET | Perang dagang terbaru antara Amerika Serikat (AS) dan China makin keras menghantam tujuh raksasa teknologi AS yang disebut ‘Magnificent Seven’. Saham tujuh raksasa teknologi dilaporkan anjlok tajam dalam waktu bersamaan.

Dua raksasa kawakan, Nvidia dan Tesla, mengalami penurunan lebih dari 5%. Berikut informasi penurunan Magnificent Seven yang dikutip dari Fast Company, Selasa 22 April 2025:

1. Alphabet Inc. turun 2,26%

2. Amazon.com, Inc. turun 3,42%

3. Apple Inc. turun 2,77%

4. Meta Platforms, Inc. turun 3,29%

5. Microsoft Corporation turun 2,05%

6. NVIDIA Corporation turun 5,49%

7. Tesla, Inc. turun 6,86%

Laporan Fast Company mengatakan S&P 500 telah turun 2,32% pada Kamis 17 April 2025 lalu. Nasdaq Composite juga menurun 2,61% dan Dow Jones Industrial Average sebesar 2,30%.

Para ahli mengatakan salah satu alasan penurunan saham dan pasar teknologi terjadi karena kritikan Trump kepada ketua The Fed Jerome Powell. Dia juga meminta Powell untuk dipecat.

Mereka khawatir saat Trump tetap memecat Powell akan menjadi akhir dari The Fed yang independen. Dampaknya akan membuat saham menjadi anjlok.

Sementara itu, AS juga masih mengalami perang dagang sengit dengan China. Sepanjang bulan ini keduanya saling menetapkan tarif besar untuk barang dari negara lawan yang masuk.

AS menetapkan tarif 145% untuk barang China yang masuk, bahkan sempat mengancam akan menaikkan tarif hingga 245%. Sementara China membebankan biaya 125% untuk produk AS yang masuk ke negara tersebut.

China juga telah mengancam memberikan balasan kepada AS soal kabar pemerintah Trump untuk menekan negara lain agar mengurangi hubungan perdagangan dengan China.

Ini dilakukan agar negara tersebut bisa melakukan negosiasi untuk pengecualian tarif impor baru yang diumumkan Trump awal bulan April.

“Kami mengambil tindakan balasan dengan tegas dan timbal balik,” jelas Kementerian Perdagangan China.

Sumber: CNBCIndonesia