Global  

CIA Menduga Covid-19 Berasal dari Kebocoran Laboratorium

Logo CIA - (Foto: AP/Carolyn Kaster/File Foto)

MITRABERITA.NET | Badan Intelijen Pusat Amerika Serikat (CIA) mengumumkan penilaian baru yang menyebutkan bahwa pandemi Covid-19 “lebih mungkin” berasal dari kebocoran laboratorium di China dibandingkan penularan dari hewan ke manusia.

Penilaian ini diumumkan setelah John Ratcliffe menjabat sebagai Direktur CIA dalam pemerintahan kedua Donald Trump.

Ratcliffe, yang sebelumnya menjabat sebagai Direktur Intelijen Nasional, menyatakan bahwa penyelidikan asal-usul Covid-19 menjadi prioritas utama lembaganya.

Dalam wawancara dengan media Breitbart, Ratcliffe menegaskan CIA akan mengambil langkah serius untuk mengungkap asal-usul pandemi.

“CIA tidak akan diam,” ujar Ratcliffe, seraya menyebut Institut Virologi Wuhan sebagai pusat perhatian dalam penyelidikan ini.

Pernyataan resmi yang dirilis pada Sabtu 25 Januari 2025 mengungkap, CIA menilai dengan “tingkat keyakinan rendah” bahwa pandemi Covid-19 lebih mungkin berasal dari kebocoran laboratorium dibandingkan asal-usul alami.

Namun, pihak CIA juga tetap mempertimbangkan kedua skenario tersebut sebagai kemungkinan yang masuk akal. Penilaian ini berdasarkan analisis baru atas data intelijen yang sebelumnya diperintahkan oleh Direktur CIA sebelumnya, William Burns.

Langkah ini memicu perdebatan di kalangan komunitas intelijen AS. Beberapa lembaga seperti FBI dan Departemen Energi mendukung teori kebocoran laboratorium, sementara lainnya masih cenderung mendukung teori asal-usul alami.

Kasus pertama Covid-19 diketahui muncul di Wuhan, kota yang juga menjadi lokasi Institut Virologi Wuhan, pusat penelitian virus corona. Teori kebocoran laboratorium telah menjadi bahan perdebatan sejak awal pandemi, tetapi belum ada bukti konklusif yang mendukungnya.

Sementara itu, pemerintah China terus membantah tuduhan tersebut dan menuding Amerika Serikat mempolitisasi pandemi Covid-19.

Pernyataan terbaru CIA ini diperkirakan akan meningkatkan tekanan terhadap China untuk memberikan akses lebih luas kepada komunitas internasional dalam menyelidiki asal-usul pandemi.

Meski demikian, pertanyaan tentang bagaimana pandemi ini bermula masih menjadi teka-teki yang belum terjawab sepenuhnya.