MitraBerita | Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Aceh Besar mengumumkan semua sekolah di Aceh Besar menerapkan Kurikulum Merdeka Belajar pada tahun 2024. Penerapan kurikulum ini menandai langkah signifikan dalam reformasi pendidikan di Aceh Besar.
Kepala Disdikbud Aceh Besar, Bahrul Jamil, mengungkap bahwa pada awal penerapan Kurikulum Merdeka Belajar, pihaknya menerapkan kurikulum tersebut di 60 sekolah sebagai proyek percontohan.
Pada tahun kedua, instruksi diberikan kepada semua sekolah, meski terdapat dua sekolah, yaitu SDN Cucum dan SDN 8 Kota Jantho, yang belum dapat melaksanakan sepenuhnya karena keterbatasan fasilitas, kesiapan guru, dan anggaran.
Namun, Bahrul Jamil menegaskan bahwa tahun ini semua sekolah sudah diminta untuk menerapkan kurikulum tersebut.
“Kami telah mengadakan Bimbingan Teknis (Bimtek) untuk guru SD dan SMP mengenai penyusunan modul pembelajaran Kurikulum Merdeka. Selain itu, kami juga melaksanakan Bimtek tentang Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) yang merupakan bagian dari kurikulum ini,” jelas Bahrul.
Disdikbud Aceh Besar juga menginstruksikan seluruh sekolah, termasuk PAUD, SD, dan SMP, untuk melakukan Bimtek mandiri dengan memanfaatkan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS).
Hal ini bertujuan untuk memfasilitasi pengembangan pembelajaran berbasis proyek yang relevan dengan kebutuhan dan karakteristik siswa serta lingkungan lokal.
Sementara itu, Kabid Pengembangan Kurikulum Dikdas Disdikbud Aceh Besar, Juwita SPd, menambahkan, Kurikulum Merdeka Belajar mendukung penggunaan metode dan media pembelajaran interaktif. Metode ini termasuk diskusi kelompok, permainan peran, simulasi, dan teknologi.
Penilaian dalam kurikulum ini tidak hanya fokus pada hasil kognitif, tetapi juga mencakup aspek afektif dan psikomotorik dengan menggunakan berbagai instrumen seperti portofolio, presentasi, dan unjuk kerja.
Dengan komitmen ini, Disdikbud Aceh Besar berupaya menciptakan suasana belajar yang lebih relevan dan interaktif, sehingga siswa dapat bersaing di tingkat global.