MITRABERITA.NET | Sebuah tontonan gila tersaji di Estadio Olimpiade Lluis Companys, Ahad 11 Mei 2025 malam WIB. Kylian Mbappe tampil bak dewa sepak bola dengan mencetak hattrick ke gawang Barcelona.
Tapi alih-alih jadi pahlawan kemenangan, ia justru berakhir sebagai penonton saat Real Madrid terjungkal menyakitkan di tanah Catalunya. Skor akhir 4-3 untuk Barcelona. Gila? Jelas. Mengejutkan? Lebih dari itu.
Mbappe mencetak gol pada menit ke-5 lewat eksekusi penalti. Ia menggandakan keunggulan lewat umpan Vinicius Junior pada menit ke-14, lalu menambah gol ketiganya di menit ke-70.
Catatan trigol itu membuatnya melejit ke puncak daftar top skor La Liga dengan torehan 27 gol, menggeser Robert Lewandowski. Tapi semua itu tak cukup. Sama sekali tidak cukup.
Sebab di tengah sorakan fans Barca, Madrid malah dibikin menjerit. Mereka tak kuasa membendung badai balasan dari tuan rumah yang berhasil comeback.
Eric Garcia membuka luka pertama di menit ke-19, lalu talenta muda Lamine Yamal dan winger lincah Raphinha mempermalukan lini belakang Madrid dengan tiga gol tambahan hanya dalam kurun 13 menit.
Empat gol balasan dari Barcelona membuat stadion bergemuruh dan pendukung Los Blancos terpaku tak percaya seolah semua gol balasan itu adalah mimpi.
Bagi Madrid, ini bukan sekadar kekalahan, tapi luka yang dalam. Real Madrid, dengan Mbappe sebagai ujung tombak, sudah kalah empat kali dari Barcelona musim ini.
Di La Liga, Piala Super Spanyol, hingga final Copa del Rey, semua berakhir dengan cerita pahit. Dan malam ini jadi klimaks kegilaan itu saat Mbappe hattrick, tapi Madrid tetap kalah.
Lebih menyakitkan lagi, peluang mempertahankan gelar pun nyaris pupus. Dengan hanya tiga laga tersisa, Madrid kini tertinggal tujuh poin. Barcelona tinggal butuh satu kemenangan untuk mengangkat trofi La Liga di era Hansi Flick.
Betapa ironis, malam di mana Kylian Mbappe mencetak hattrick, justru jadi malam di mana mimpi juara Madrid nyaris terkubur. Hattrick yang bikin tercengang, tapi juga bikin menjerit. Sepak bola tak pernah segila ini.
Ingin tahu bagaimana fans Madrid bereaksi di media sosial? Geleng-geleng kepala. Laga ini akan dikenang bukan sebagai malam kejayaan Mbappe, melainkan malam di mana kehebatannya tak bisa menyelamatkan Madrid dari luka El Clasico.
Inilah sepak bola. Dan inilah El Clasico, tempat di mana keajaiban bisa berubah jadi horor dalam 90 menit.
Editor: Tim Redaksi