Potensi Kerugian Ekonomi Indonesia Mencapai Rp 1.000 Triliun karena Judi Online

Potensi Kerugian Ekonomi Indonesia Mencapai Rp 1.000 Triliun karena Judi Online. Foto: Ilustrasi - tvonenews.com / Julio Trisaputra

MITRABERITA.NET | Direktur Jenderal Pengawasan Ruang Digital Kementerian Komunikasi dan Informatika (Komdigi), Alexander Sabar, menyampaikan informasi mengejutkan tentang Potensi Kerugian Ekonomi Indonesia hingga akhir tahun 2025.

Menurutnya, potensi kerugian ekonomi Indonesia bisa mencapai angka Rp 1.000 triliun karena Judi Online. Hal itu disampaikan Alexander Sabar, di Jakarta, Kamis 15 Mei 2025.

“Berdasarkan data dari Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), apabila tidak dilakukan intervensi terhadap judi online, maka terdapat potensi kerugian dari praktek ini yang dapat mencapai sekitar Rp 1.000 triliun di akhir tahun 2025,” ujar Alexander, yang dikutip MITRABERITA.NET dari Tito.id.

Alexander menjelaskan, maraknya praktik judi online merupakan ancaman serius bagi kehidupan masyarakat dan masa depan generasi muda Indonesia.

Menurutnya, judi online, selain berakibat pada kerugian ekonomi negara, juga bisa mengancam tatanan sosial dan kesejahteraan bangsa Indonesia. Itu sebabnya, Komdigi terus memblokir situs dan konten judi online.

Setidaknya, sejak Oktober 2024 lalu hingga Mei 2925, Komdigi telah memblokir lebih dari 1,3 juta situs dan konten judi online.

“Dari periode 20 Oktober 2024 hingga bulan Mei 2025, sudah ada 1,3 juta konten judi online yang ditangani oleh Komdigi. Dan itu mayoritas berasal dari situs dan IP sebanyak 1,2 juta disusul oleh iklan yang ada di platform-platform media sosial,” ungkapnya.

Saat ini, Komdigi terus memperkuat kerja sama lintas sektoral dengan lembaga penegak hukum dan penyelenggara sistem elektronik, serta mendorong partisipasi masyarakat untuk memberantas judi online.

“Penguatan kerja sama lintas sektoral antar pemangku kepentingan, mulai dari lembaga penegak hukum hingga penyelenggara sistem elektronik juga dilakukan terus menerus,” tutur Alexander.

Editor: Redaksi