PERISTIWAUTAMA

Ketimpangan di Sekitar Blok A, Warga Aceh Timur Pertanyakan Dana CSR PT Medco

×

Ketimpangan di Sekitar Blok A, Warga Aceh Timur Pertanyakan Dana CSR PT Medco

Sebarkan artikel ini
Warga Aceh Timur melakukan aksi protes dan mempertanyakan dana CSR PT Medco, Sabtu 25 Oktober 2025. Foto: MITRABERITA

MITRABERITA.NET | Di bawah terik matahari Sabtu siang, ratusan warga Gampong (Desa) Bandar Baro, Kecamatan Indra Makmu, Aceh Timur, berdiri mengelilingi pagar besi sumur minyak JR-50.

Suara protes dan keluhan disampaikan dengan lantang, bukan karena mereka menolak industri, melainkan karena merasa diabaikan di tanah sendiri.

“Kami cuma ingin keadilan,” ujar seorang warga dengan nada getir, menatap sumur yang selama tujuh tahun menjadi sumber produksi, tapi tak memberi arti bagi masyarakat di sekitarnya.

Aksi ini muncul setelah warga mengetahui kebenaran informasi soal penyaluran uang tali asih Rp1 juta per kepala keluarga di desa tetangga mereka, sementara mereka sendiri tidak menerima hak serupa.

Menurut keterangan warga, sebelumnya oknum humas PT Medco kerap membantah adanya program tali asih tersebut, meski informasi sudah beredar luas di masyarakat.

Kekecewaan itulah yang akhirnya mendorong warga untuk turun langsung ke lokasi tambang sebagai bentuk protes terhadap apa yang mereka anggap sebagai perlakuan tidak adil.

Salah satu tokoh masyarakat Bandar Baro, Ibrahim Yusuf, membenarkan aksi tersebut. Ia menegaskan bahwa warga lingkar tambang telah lama merasakan ketimpangan dari pihak perusahaan.

“Produksi mereka selama tujuh tahun ini dihasilkan dari sumur-sumur kami, di tanah kami. Tapi kami diabaikan. Jelas kami kecewa dan marah,” ujar Ibrahim kepada MITRABERITA.NET.

Sementara itu, tokoh masyarakat Indra Makmu lainnya, Nuraqi, menilai bahwa warga kini seperti “penonton di tanah sendiri.”

“Warga sekitar tambang saat ini ibarat penonton di tanah indatunya. Selain persoalan uang tali asih, warga kesulitan mengakses pekerjaan di proyek Blok A. Program CSR atau PPM yang nilainya puluhan miliar juga belum memberikan dampak berarti bagi masyarakat,” ujar Nuraqi.

Ia menilai indikator local community KPI dan social return on investment belum menunjukkan hasil positif di wilayah operasi perusahaan migas tersebut.

“Semestinya tim humas saat ini meniru pola komunikasi manajer relation sebelumnya. Dulu, Pragitta sering turun ke akar rumput, membuka dialog dengan warga, dan menyusun program CSR secara partisipatif,” tambahnya.

Warga berharap perusahaan tidak menutup diri terhadap kritik dan segera melakukan perbaikan komunikasi serta realisasi tanggung jawab sosial yang nyata.

Aksi protes di lokasi tambang berlangsung damai, dengan pengawasan aparat keamanan setempat untuk menghindari gesekan di lapangan.

Hingga berita ini diturunkan, pihak PT Medco E&P Malaka belum memberikan keterangan resmi terkait aksi warga dan tudingan ketidaktransparanan penyaluran dana tali asih tersebut.

Penulis: Samsul Bahri | Editor: Redaksi

Media Online