PERISTIWA

Kapal Patroli BC 30001 Bantu Korban Bencana Alam di Aceh

×

Kapal Patroli BC 30001 Bantu Korban Bencana Alam di Aceh

Sebarkan artikel ini
Kapal Patroli BC 30001 milik Bea Cukai menjadi titik penyelamatan yang tak terduga. Foto: Humas Bea Cukai

MITRABERITA.NET | Di tengah lumpuhnya listrik, akses air bersih, dan hilangnya seluruh sinyal telekomunikasi akibat banjir dan longsor yang melanda Aceh dan sejumlah wilayah Sumatera pada 26 November 2025, Kapal Patroli BC 30001 milik Bea Cukai menjadi titik penyelamatan yang tak terduga.

Kapal ini bukan hanya bertahan dari terpaan badai, tetapi juga berubah menjadi pusat komunikasi darurat bagi puluhan pegawai dan warga yang terisolasi.

Kepala Kanwil Bea Cukai Aceh, Bier Budy Kismulyanto, menyampaikan keprihatinannya atas dampak bencana yang melumpuhkan Kota Langsa dan Lhokseumawe. Ribuan warga terputus dari dunia luar, tanpa listrik, tanpa komunikasi, bahkan tanpa air bersih.

Cuaca ekstrem yang merusak bangunan di sekitar Pelabuhan Langsa juga menyebabkan tali pengikat Kapal BC 30001 putus. Namun berkat kesigapan awak kapal yang menjaga mesin tetap hidup, kapal berhasil dipertahankan dari terjangan badai dan justru menjadi satu-satunya titik aman di kawasan pelabuhan.

“Kapal ini menjadi ruang aman sekaligus sarana komunikasi penyelamat ketika fasilitas umum lumpuh,” ungkap Kepala Bidang P2 Kanwil Bea Cukai Aceh, Bara Suliawantoro, Sabtu 29 November 2025.

Teknologi jaringan di kapal tetap berfungsi meski sinyal operator seluler di daratan hilang total. Pada 27 November menjelang petang, belasan pegawai Bea Cukai Langsa berhasil menyelamatkan diri ke kapal setelah kehilangan kontak dengan keluarga selama berjam-jam.

Melihat kebutuhan mendesak, awak kapal meningkatkan kapasitas bandwidth internet agar seluruh pengungsi dapat menghubungi keluarga. Lebih dari 40 orang memanfaatkan fasilitas tersebut pada hari pertama, dan jumlahnya terus bertambah hingga kini.

Ransum kapal didistribusikan sepenuhnya kepada korban. Bea Cukai kemudian berkoordinasi dengan TNI AL untuk menambah pasokan air tawar, mengingat banyak korban yang tetap bertahan di kapal akibat kondisi darurat di darat.

Pada 28 November 2025 pukul 17.00 WIB, kapal tersebut semakin dipadati korban dari berbagai instansi: Bea Cukai Langsa, Kantor Pajak, KPPN Langsa, KPKNL Lhokseumawe, hingga Kejaksaan dan warga umum yang mencari tempat berlindung.

Anjungan, ruang tengah, dan buritan kapal diubah menjadi ruang kerja darurat dan pusat komunikasi bersama.

Sementara itu, satu unit mobil patroli Bea Cukai Aceh yang dikirim dari Banda Aceh menuju Lhokseumawe sejak 27 November belum juga dapat menembus jalur darat yang rusak parah. Akibatnya, pendistribusian bantuan harus terus diatur melalui rute yang lebih aman, termasuk jalur laut.

“Alhamdulillah sore ini mobil patroli Bea Cukai yang membawa bantuan telah mendistribusikan bantuan di wilayah Bireuen,” kata Bara.

Kepala Bidang Fasilitas Kepabeanan dan Cukai, Leni Rahmasari, menyatakan bahwa seluruh pegawai Kementerian Keuangan sedang menghimpun bantuan untuk dikirimkan ke wilayah-wilayah terdampak, baik melalui jalur darat maupun laut.

Upaya ini menjadi bagian dari fase pemulihan awal dengan fokus pada kebutuhan dasar para korban, mulai dari air bersih, pangan, hingga komunikasi darurat.

Hingga berita ini ditulis, masih banyak warga yang membutuhkan lokasi aman, akses air, dan alat komunikasi. Bea Cukai Aceh menegaskan akan terus hadir bersama masyarakat.

“Bukan hanya sebagai aparat negara. Tetapi sebagai sesama manusia yang saling menjaga di tengah situasi sulit,” ujarnya.

Editor: Redaksi

Media Online