DAERAH

Kafilah Aceh Besar Suguhkan Kuah Beulangong Menjelang Penutupan MTQ ke-37 di Pidie Jaya

×

Kafilah Aceh Besar Suguhkan Kuah Beulangong Menjelang Penutupan MTQ ke-37 di Pidie Jaya

Sebarkan artikel ini
Kuliner Khas Aceh Besar "Kuah Beulangong" sedang dimasak di pemondokan Kafilah Aceh Besar untuk kenduri makan siang kafilah dan tamu undangan dari Pemkab Pidie Jaya, di Meureudu, Jumat 7 November 2025. Foto: Dok. MB

MITRABERITA.NET | Menjelang penutupan Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) ke-XXXVII Tingkat Provinsi Aceh di Kabupaten Pidie Jaya, suasana pemondokan Kafilah Aceh Besar tampak berbeda dari biasanya. Aroma rempah dan daging yang menggoda tercium dari dapur terbuka di Gampong Cut Manyang, Meureudu, Jumat 7 November 2025.

Kafilah Aceh Besar sengaja menggelar jamuan istimewa dengan menyajikan kuliner khas daerah mereka, Kuah Beulangong, sebagai bentuk silaturahmi dan rasa syukur menjelang berakhirnya ajang bergengsi dua tahunan tersebut.

Ketua Kafilah Aceh Besar, Farhan, A.P., menjelaskan bahwa hidangan tersebut disiapkan khusus sebagai menu makan siang bersama seluruh peserta kafilah dan para tamu undangan.

“Kuah Beulangong adalah masakan khas Aceh Besar, sejenis gulai dengan bahan utama daging sapi atau kambing, nangka muda, pisang kepok, atau hati batang pisang hutan, yang dimasak dalam belanga besar dengan bumbu khas daerah kami,” ujar Farhan, yang juga Asisten I Setdakab Aceh Besar.

Ia menambahkan, kuliner tradisional ini bukan sekadar makanan, tetapi juga simbol kebersamaan dan gotong royong masyarakat Aceh Besar, yang selalu hadir dalam setiap perhelatan besar.

“Kuah Beulangong telah diakui sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTB) Indonesia sejak tahun 2018. Rasanya kaya rempah dan penuh cita rasa, mampu memanjakan lidah siapa pun yang menyantapnya. Ini jamuan kehormatan bagi seluruh anggota kafilah kami,” tambahnya.

Sementara itu, Rusdi, S.Sos., M.Si., Sekretaris Kafilah Aceh Besar yang juga Kepala Dinas Syariat Islam Aceh Besar, mengatakan proses memasak kuah beulangong di Pidie Jaya tidak menemui kendala berarti.

“Bahan dan bumbu rempahnya mudah didapat di pasar Meureudu. Kami hanya membawa bumbu utama yang memang sulit diracik di luar Aceh Besar,” jelasnya.

Ia menuturkan, kegiatan memasak dan menikmati kuah beulangong bersama menjadi bagian dari kenduri syukur atas kelancaran seluruh rangkaian perlombaan MTQ ke-37.

“Alhamdulillah, seluruh anggota kafilah Aceh Besar dalam keadaan sehat dan dilindungi Allah SWT. Kenduri ini sebagai ungkapan syukur atas kelancaran lomba dan semoga hasil terbaik diraih Aceh Besar,” ujar Rusdi penuh harap.

Tradisi memasak bersama ini bukan sekadar jamuan, tetapi juga menjadi momen kebersamaan antar kafilah, sekaligus memperkenalkan kuliner khas Aceh Besar kepada peserta dari kabupaten/kota lain.

Suasana hangat penuh kekeluargaan menyelimuti acara tersebut, menjadikan penutupan MTQ ke-37 semakin berwarna dengan cita rasa budaya lokal.

Kafilah Aceh Besar berharap, semangat kebersamaan yang ditunjukkan melalui kegiatan ini menjadi penanda eratnya ukhuwah Islamiyah di antara para peserta dari seluruh Aceh.

“Semoga semua kafilah kembali ke daerah masing-masing dengan selamat, membawa kenangan indah, dan terus menjaga semangat ukhuwah dalam bingkai MTQ,” tutup Farhan.

Editor: Redaksi

Media Online