FPMPA Kritik BSI yang Suka Gonta-Ganti Layanan Mobile

  • Bagikan
Gedung BSI Aceh. Foto: MITRABERITA/Hidayat

MITRABERITA.NET | Ketua Forum Paguyuban Mahasiswa dan Pemuda Aceh (FPMPA), Muhammad Jasdi, menilai pergantian sistem layanan mobile menunjukkan bahwa Bank Syariah Indonesia (BSI) belum siap menghadirkan layanan perbankan yang stabil dan optimal bagi masyarakat.

“Alih-alih mempermudah, justru menambah beban dan polemik bagi nasabah. Ironisnya, meskipun layanan BSI Mobile sudah ditutup, migrasi ke Byond masih penuh kendala, membuat nasabah semakin kesulitan,” ujar Muhammad Jasdi, Senin 10 Februari 2025.

Sebelumnya, Jasdi juga menyoroti kompleksitas proses migrasi ke Byond. Nasabah diwajibkan mengisi nomor kartu debit dan tanggal kedaluwarsa, padahal banyak pengguna BSI Mobile tidak lagi memiliki kartu debit. Akibatnya, mereka harus datang ke kantor cabang untuk menyelesaikan proses migrasi.

“Jika tujuan aplikasi baru ini untuk mempermudah, seharusnya cukup dengan nomor HP dan kartu identitas agar data langsung terintegrasi. Bukannya dipersulit dengan form yang berbelit,” tegasnya.

Jasdi mencontohkan situasi di mana nasabah yang belum bermigrasi ke Byond membutuhkan transaksi mendesak, misalnya untuk membeli obat. Namun, karena BSI Mobile sudah ditutup dan proses migrasi bermasalah, transaksi tidak bisa dilakukan.

“Apa yang terjadi? Nasabah tidak bisa memenuhi kebutuhannya. Inilah yang membuat masyarakat kesal dan menyebut BSI sebagai ‘Bank Susah Indonesia’. Sejak awal kehadirannya, bank ini terus menghadirkan polemik yang menyulitkan rakyat,” katanya.

Menurutnya, pergantian aplikasi bukan hanya untuk meningkatkan layanan, tetapi bisa saja ada persoalan serius lainnya di dalam sistem perbankan BSI.

Dia menegaskan, jika tujuan utama adalah peningkatan layanan, seharusnya cukup dengan menambah fitur atau melakukan pembaruan sistem tanpa harus memaksa nasabah bermigrasi ke aplikasi baru.

“Kami khawatir kebijakan bank ini hanya sekadar uji coba, dan masyarakat dijadikan objek percobaan. Tidak ada jaminan bahwa setelah beralih ke Byond, layanan akan lebih baik dan stabil dalam jangka panjang,” tambahnya.

Aceh Jadi Kelinci Percobaan?

Jasdi juga menganggap bahwa polemik yang terus terjadi ini berisiko merusak citra perbankan syariah secara keseluruhan. Ia juga menyoroti dominasi BSI di Aceh sebagai satu-satunya bank syariah besar, tanpa kompetitor yang bisa memberikan alternatif layanan bagi masyarakat.

“Jangan sampai Aceh menjadi lahan uji coba sistem perbankan yang belum matang. Harus ada solusi agar masyarakat tidak selalu jadi korban kebijakan BSI yang berubah-ubah,” katanya.

Ia menegaskan bahwa pemerintah Aceh tidak perlu memberikan “karpet merah” bagi BSI untuk mendominasi perbankan di daerah ini. Sebaliknya, pemerintah harus mendorong bank syariah lain untuk beroperasi di Aceh, serta memperkuat bank milik daerah dan BPRS agar masyarakat memiliki lebih banyak pilihan layanan perbankan yang berkualitas.

“Ketika layanan BSI bermasalah, masyarakat seharusnya punya alternatif lain. Jika tidak, sistem ekonomi Aceh akan terus terguncang setiap kali BSI mengalami gangguan,” imbuhnya.

“Pemerintah harus mengambil langkah strategis untuk memperkuat layanan perbankan lokal agar masyarakat tidak selalu kesulitan setiap kali terjadi polemik seperti ini,” pungkasnya.

Nasabah Diimbau Waspada

Sementara itu, pihak BSI telah memberikan pernyataan bahwa error sistem terbaru yang dialami bank syariah terbesar di Aceh itu disebabkan oleh peningkatan sistem.

Selama proses tersebut, layanan transaksi nasabah melalui E-Channel mengalami kendala. Masyarakat diminta untuk melakukan transaksi di cabang cabang BSI.

“Kami memastikan bahwa data dan dana nasabah tetap dalam kondisi aman,” tegas BSI dalam pernyataan resminya kepada wartawan, Senin 10 Februari 2025.

Nasabah juga diimbau untuk tetap berhati-hati dengan penipuan yang mengatasnamakan BSI.

“Pastikan untuk menjaga kerahasiaan data pribadi Anda, termasuk Password, PIN, dan OTP, serta tidak membagikannya kepada siapapun, termasuk pegawai BSI.”

Untuk informasi lebih lanjut, nasabah diminta  menghubungi BSI Call Center di 14040, mengunjungi kanal resmi di www.bankbsi.co.id atau datang ke Kantor Cabang BSI terdekat.

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *