MitraBerita | Dalam pendalaman Visi-Misi pada acara debat calon gubernur dan wakil gubernur Aceh, tentang mewujudkan tata kelola pemerintahan Aceh yang transparan, akuntabel dan berdaya saing global, calon gubernur nomor urut 1, Bustami Hamzah menyampaikan bahwa pihaknya akan memperhatikan tentang infrastruktur.
“Yang kita butuhkan hari ini itu masalah infrastruktur, mengapa kita internet itu susah dijangkau, karena infrastrukturnya belum,” katanya, menjawab pertanyaan tentang digitalisasi, yang mana hingga saat ini belum semua daerah di Aceh terjangkau internet.
Bustami mengatakan, selama ada dana otonomi khusus (Otsus), Aceh tidak pernah fokus tentang dunia pendidikan.
“Ke depan, ini yang harus kita bangun. Yang dibutuhkan rakyat itu sarana dan prasarana, kalau infrastruktur tidak ada bagaimana koneksi,” katanya.
Ia juga mengatakan ke depan pemerintah harus hadir apa yang rakyatnya butuhkan ke depan. “Itu yang saya pikir yang perlu kita pikirkan ke depan. Kita harus fokus,” tambahnya.
Bustami pun kembali menyinggung tentang anggaran, yang mana anggaran pendidikan dalam jangkauan 17 tahun terakhir hampir Rp 3 triliun bahkan lebih.
“Tapi apa yang ada di masyarakat hari ini. Internet saja belum beres, justru itu kita harus fokus ke depan bagaimana koneksitas ke semua daerah, apakah ke Singkil, ke Gayo Lues, ke Simeulue, ini perlu perhatian khusus kedepannya,” kata Bustami.
Sementara itu, cawagub Mualem, Fadhlullah Dek Fad menanggapi pernyataan Bustami dengan mengatakan, bahwa saat ini pun ia sudah melakukan pekerjaan tersebut.
“Kami sudah melakukan hal itu, karena kami berada di Komisi I, bermitra dengan Kominfo. Di seluruh penjuru, Pemerintah Indonesia ada Kominfo, di Kominfo itu telah disediakan yaitu Bakti,” ungkapnya.
Sebagai informasi, Bakti Kominfo bertugas sebagai penyedia infrastruktur dan ekosistem TIK bagi masyarakat yang didanai dari kontribusi KPU/USO penyelenggara telekomunikasi.
“Bakti itulah yang menyediakan seluruh koneksitas baik sinyal, di pedalaman seperti disampaikan tadi di Simeulue, tetapi apa yang menjadi permasalahan saat ini, karena koneksi pemerintah di Aceh selama ini tidak bagus hubungannya dengan pemerintah pusat,” ungkap Dek Fad.
Ke depan jika terpilih, Dek Fad mengatakan bahwa pasangan nomor urut 2 akan memperbaiki hubungan komunikasi antara pemerintah Aceh dengan pemerintah pusat.
“Inilah yang akan kita perbaiki ke depan, dan inilah yang tidak dimiliki oleh pasangan nomor 1, dengan koneksi komunikasi yang baik dengan pemerintah pusat,” tegasnya.