MITRABERITA.NET | Pelantikan dan Musyawarah Kerja Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Aceh Besar periode 2025–2030 berlangsung penuh khidmat di Komplek Dayah Ruhul Falah, Samahani, Kecamatan Kuta Malaka, pada Kamis 19 Juni 2025.
Acara ini tak hanya menjadi ajang seremonial, tetapi juga panggung pernyataan tegas dari Bupati Aceh Besar, H. Muharram Idris atau yang akrab disapa Syeh Muharram, mengenai peran vital organisasi Islam dalam menjaga aqidah dan moral umat.
Syeh Muharram mengajak seluruh organisasi masyarakat (ormas) Islam untuk aktif menjaga nilai-nilai syariat dan aqidah umat. Ia menyampaikan rasa syukur atas pelaksanaan pelantikan sekaligus mengucapkan selamat kepada pengurus baru.
“Apresiasi atas dedikasi pengurus sebelumnya dalam membangun Aceh Besar melalui kerja sama yang konstruktif dengan pemerintah daerah,” tuturnya.
Menurutnya, NU bukan sekadar organisasi, tetapi bagian dari ruh keislaman masyarakat Aceh Besar. Ia menekankan bahwa NU dan pemerintah daerah memiliki visi yang sama dalam menjaga kemurnian aqidah Ahlussunnah Wal Jama’ah.
“Hari ini, para pengurus PCNU Aceh Besar merupakan kolega baru bagi pemerintah daerah. Kita memiliki tanggung jawab yang sama untuk menjaga aqidah umat dan membangun Aceh Besar secara bermartabat,” tegasnya.
Syeh Muharram juga menyoroti fenomena sosial dan budaya yang dinilainya menyimpang dari nilai syariat Islam. Ia mengkritik maraknya pesta pertunangan menyerupai walimah pernikahan, yang menurutnya tidak sesuai dengan ajaran Islam.
“Coba lihat sekarang, pertunangan sudah seperti pesta walimah. Calon pengantin duduk bersanding di pelaminan, padahal itu diharamkan dalam agama. Ini menunjukkan lemahnya peran organisasi-organisasi Islam,” ujarnya.
Lebih jauh, ia memperingatkan tentang bahaya judi online, pergaulan bebas, dan berbagai pelanggaran moral lainnya yang mulai meluas di masyarakat.
“Kalau tidak segera direspon, ini akan menjadi pertanggungjawaban kita semua kelak di hadapan Allah. Jangan sampai organisasi Islam hanya ramai ketika politik, tapi sunyi saat umat memanggil,” katanya lantang.
Sebagai bentuk keseriusan, Bupati Muharram menyatakan komitmen Pemerintah Aceh Besar untuk menghidupkan kembali program pageu gampong, yakni upaya memperkuat ketahanan sosial masyarakat dari pengaruh luar.
Ia mengajak semua pihak, termasuk NU, untuk bersatu dalam menjaga ukhuwah dan membangun Aceh Besar yang islami dan beradab.
“Mari kita jaga persatuan dan kesatuan. Pemerintah Aceh Besar ingin membangun daerah secara inklusif. Saya yakin NU sebagai organisasi yang berakar kuat di tengah masyarakat dapat menjadi mitra strategis dalam membangun Aceh Besar ke depan,” imbuhnya.
Sementara itu, Ketua Tanfidziyah PCNU Aceh Besar yang baru, Abi Muhammad Hafiz IB, SE, mengungkapkan kondisi NU di Aceh yang sempat stagnan.
“NU ini organisasi besar yang berdiri sejak 1926, tetapi di Aceh seperti hidup enggan mati tak mau. Namun alhamdulillah, dalam beberapa tahun terakhir NU mulai hidup kembali, apalagi sejak hadirnya tokoh seperti Waled NU,” ujarnya.
Dalam tausiyahnya, Waled NU atau Tgk. H. Nuruzzahri Yahya menegaskan bahwa NU harus dijalankan berdasarkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga serta berpegang pada aqidah Ahlussunnah Wal Jama’ah.
“Jauh sebelum NU berdiri, Aceh sudah menjadikan aqidah Ahlussunnah Wal Jama’ah sebagai jalan utama. Maka NU bukanlah sesuatu yang asing bagi masyarakat Aceh,” tuturnya.
Rektor UIN Ar-Raniry Banda Aceh, Prof Dr Mujiburrahman, yang juga Mustasyar PCNU Aceh Besar, turut mengapresiasi pelantikan tersebut. Ia menegaskan peran strategis NU dalam menghadapi tantangan global yang dapat menggerus aqidah generasi muda. “NU harus tetap menjadi benteng akidah umat,” tegasnya.
Acara ini juga dihadiri sejumlah tokoh daerah, termasuk perwakilan Danlanud Sultan Iskandar Muda, Forkopimda Aceh Besar, MPU, MAA, MPD, serta para kepala dinas dan camat.
Kehadiran mereka mencerminkan dukungan luas terhadap NU sebagai kekuatan moral dan keagamaan dalam membangun masyarakat yang beradab dan religius.
Dengan semangat baru ini, NU Aceh Besar diharapkan mampu menjawab tantangan zaman, memperkuat literasi keislaman, serta tampil sebagai garda terdepan dalam membina umat dan memperkuat nilai-nilai syariat Islam di tengah arus globalisasi.
Editor: Redaksi