EDUKASI

Wisuda Akbar Relawan Aceh Mengajar Gelombang 10, Kadisdik Aceh: Relawan Membawa Inspirasi untuk Berani Bermimpi

×

Wisuda Akbar Relawan Aceh Mengajar Gelombang 10, Kadisdik Aceh: Relawan Membawa Inspirasi untuk Berani Bermimpi

Sebarkan artikel ini
Wisuda Akbar Relawan Mengajar Gelombang 10. Foto: Dok. MB

MITRABERITA.NET | Suasana haru dan penuh semangat menyelimuti Aula Kantor Wilayah Kementerian Hukum (Kemenkum) di Banda Aceh, pada Sabtu 23 Agustus 2025.

Di tempat itu, digelar Wisuda Akbar Relawan Aceh Mengajar Gelombang 10, sebuah momentum penghargaan bagi anak-anak muda yang rela mengabdikan diri tanpa pamrih demi pendidikan generasi di pelosok Aceh.

Meski hanya 13 relawan yang diwisuda –11 hadir dan 2 berhalangan karena musibah– prosesi ini disebut “akbar” bukan karena jumlahnya, melainkan karena semangat pengabdian yang mereka tunjukkan.

Para relawan itu menerima “toga” berupa rompi hijau, simbol ketulusan mereka selama 15 hari tinggal bersama masyarakat terpencil di Lampanah-Leungah, mengajar mengaji, mendidik anak-anak, dan memberi inspirasi meski dengan segala keterbatasan.

“Keikhlasan para relawan ini sungguh luar biasa. Mereka rela tanpa dibayar, bahkan sering kali justru mengeluarkan biaya pribadi untuk bisa mengabdi. Inilah yang membuat kegiatan ini layak disebut akbar,” kata Kepala Dinas Pendidikan Aceh, Marthunis, ST., D.E.A.,, mewakili Gubernur Aceh.

Wisuda Akbar Relawan Mengajar Gelombang 10. Foto: Dok. MB

Menurut Kadisdik Aceh, dikutip MITRABERITA.NET, momentum wisuda tersebut menjadi pengingat pentingnya semangat kerelawanan dan mimpi besar untuk kemajuan.

Pengalaman para relawan mengingatkan kembali akan gerakan Kelas Inspirasi yang pernah digelar di Pulo Aceh pada tahun 2016, di mana relawan dan siswa diajak berani bermimpi melampaui batas lingkungan sekitar.

Ketika ditanya soal cita-cita, sebagian besar murid laki-laki saat itu ingin menjadi nelayan, sementara murid perempuan bercita-cita menjadi guru atau tenaga kesehatan –profesi yang paling dekat dengan keseharian mereka.

Namun lewat imajinasi, relawan mengajak mereka membayangkan desa mereka, Meulingge di Pulo Breuh Utara Kecamatan Pulo Aceh, sebagai kawasan wisata kelas dunia lengkap dengan bandara internasional.

Dari sana, kata Marthunis, anak-anak diajak membayangkan pekerjaan-pekerjaan baru yang bisa mereka raih di masa depan.

“Berani bermimpi atau berimajinasi itu penting. Einstein mengatakan, ‘imagination is more important than knowledge’. Ketika seseorang berani bermimpi, ia akan berusaha dan disiplin untuk meraih mimpinya,” tutur Marthunis.

Wisuda Akbar Relawan Mengajar Gelombang 10. Foto: Dok. MB

Semangat wisuda relawan Aceh Mengajar Gelombang 10 juga dikaitkan dengan inspirasi global. Salah satunya datang dari Tabata Amaral, aktivis dan politisi muda Brazil yang berhasil menempuh pendidikan di Harvard meski berasal dari lingkungan kumuh.

Tabata menekankan pentingnya memberi kesempatan anak-anak marjinal untuk bermimpi, karena tanpa tahu apa yang mungkin diraih, mereka tidak akan pernah berani mengimpikannya.

“Namun, mimpi saja tidak cukup. Dibutuhkan dukungan kebijakan nyata, misalnya melalui beasiswa bagi anak miskin berprestasi, agar anak-anak dari pelosok dan keluarga sederhana di Aceh juga bisa menempuh jalan panjang menuju cita-citanya,” jelas Marthunis.

Ia menegaskan, wisuda Relawan Mengajar Gelombang 10 menjadi simbol bahwa pendidikan dan inspirasi tidak selalu datang dari ruang kelas mewah, melainkan bisa lahir dari semangat muda yang tulus dan berani berbagi.

“Semoga anak-anak di seluruh Aceh tumbuh dengan keberanian untuk bermimpi menjadi apapun yang mereka inginkan, dan pemerintah mampu menghadirkan kebijakan yang mendukung lahirnya generasi hebat untuk negeri ini,” harapnya.

Penulis: Hidayat | Editor: Redaksi

Media Online