PERISTIWAUTAMA

Transparansi Tender Indonesia Sentil Bupati dan Wali Kota di Aceh: Jangan Jadi Makelar Proyek!

×

Transparansi Tender Indonesia Sentil Bupati dan Wali Kota di Aceh: Jangan Jadi Makelar Proyek!

Sebarkan artikel ini
Koordinator TTI, Nasruddin Bahar. Foto: Dok. Pribadi

MITRABERITA.NET | Transparansi Tender Indonesia (TTI) menyoroti adanya dugaan praktik curang dalam proses tender proyek pemerintah daerah di Aceh.

Lembaga ini mengingatkan para bupati dan wali kota di Aceh agar tidak bertindak layaknya makelar proyek, karena perilaku tersebut dinilai merugikan masyarakat dan mencederai etika pemerintahan.

“Sudah menjadi rahasia umum, hampir semua paket proyek dimenangkan atas restu kepala daerah. Ini perbuatan tidak etis dan menyakitkan bagi masyarakat yang punya perusahaan tapi tak punya akses ke lingkaran kekuasaan,” ungkap Koordinator TTI, Nasruddin Bahar.

Menurut Koordinator TTI, ada sejumlah bupati yang berlatar belakang pengusaha justru semakin agresif menggarap proyek pemerintah setelah menjabat. Tak sedikit di antara mereka yang secara terang-terangan mengendalikan proyek, bahkan hingga ke tingkat pusat.

“Ada bupati yang menggarap proyek di Jakarta dan menyalurkannya kepada orang dekatnya di daerah. Ini rahasia umum,” ujar Nasruddin dalam keterangannya, Kamis 18 September 2025.

TTI juga menemukan indikasi kuat adanya rekayasa dalam proses tender. Hampir seluruh pemenang proyek sudah dikondisikan sejak awal. Panitia kerja (Pokja) dan kuasa pengguna anggaran (KPA) disebut berani melanggar aturan.

“Misalnya, ada perusahaan kecil yang memenangkan lebih dari lima paket konstruksi, padahal aturan hanya membolehkan maksimal lima,” bebernya.

Selain itu, kata dia, pola penawaran harga pun janggal. Rata-rata pemenang tender mengajukan harga hingga 99 persen dari nilai harga perkiraan sendiri (HPS). “Artinya tidak ada persaingan sehat, sama saja seperti penunjukan langsung,” kata Nasruddin.

TTI mendesak Aparat Pengawas Internal Pemerintah (APIP) turun tangan lebih serius. Menurut mereka, pengawasan yang ketat mutlak diperlukan agar proyek pemerintah berjalan sesuai aturan dan bebas dari praktik kotor yang selama ini menimbulkan keresahan di masyarakat.

Editor: Redaksi

Media Online