Indeks

TikTok Harus Diawasi Ketat Demi Keutuhan Syariat di Aceh

  • Bagikan
Kepala Divisi Keagamaan DPP Serikat Aksi Peduli Aceh (SAPA), Iskandar. Foto: dok SAPA

MitraBerita | Maraknya video yang dinilai tidak pantas di platform media sosial TikTok telah memicu kekhawatiran di Aceh, provinsi yang dikenal dengan penerapan Syariat Islam yang ketat.

Konten-konten yang bertentangan dengan norma dan budaya Aceh, serta nilai-nilai Syariat Islam, semakin banyak ditemukan di platform tersebut, menimbulkan keresahan di kalangan masyarakat.

Kepala Divisi Keagamaan DPP Serikat Aksi Peduli Aceh (SAPA), Iskandar, menyatakan keprihatinannya dalam wawancara dengan media pada Rabu 21 Agustus 2024.

Menurutnya, video-video tersebut tidak hanya merusak citra Aceh sebagai daerah yang menerapkan Syariat Islam, tetapi juga berpotensi merusak generasi muda.

“Kami mendesak pemerintah untuk segera mengambil langkah konkret, baik melalui regulasi yang lebih ketat terhadap platform media sosial maupun dengan meningkatkan pengawasan terhadap konten yang diakses masyarakat,” ujar Tuih.

SAPA menyoroti banyaknya video di TikTok yang menampilkan perilaku atau penampilan yang melanggar aturan berpakaian Islami, serta tindakan yang dianggap tidak sopan.

Menurut SAPA, konten-konten tersebut merusak moralitas masyarakat dan menodai nama baik Aceh yang dikenal sebagai “Serambi Mekkah.” Mereka menegaskan bahwa Aceh harus menjadi contoh dalam menjaga kesucian moral dan etika, termasuk di ranah digital.

Pemerintah Aceh diimbau untuk berkolaborasi dengan penyedia platform media sosial seperti TikTok untuk mengimplementasikan sistem moderasi konten yang lebih ketat.

SAPA meminta regulasi yang lebih kuat dan sanksi berat terhadap pihak-pihak yang memproduksi, menyebarluaskan, atau mempromosikan konten yang bertentangan dengan Syariat Islam.

Selain itu, SAPA juga mengajak tokoh masyarakat, ulama, dan pemimpin agama untuk lebih aktif mengedukasi masyarakat mengenai pentingnya menjaga nilai-nilai Islami dalam kehidupan sehari-hari, termasuk penggunaan media sosial.

Mereka juga meminta para orang tua untuk lebih mengawasi aktivitas anak-anak mereka di media sosial guna menjaga akhlak generasi muda dari pengaruh negatif.

“Generasi muda adalah penerus bangsa dan agama. Mereka harus dibimbing agar tidak terjerumus dalam arus globalisasi yang bisa merusak akhlak,” demikian pungkasnya.

  • Bagikan
Exit mobile version