MITRABERITA.NET | Perang 12 hari antara Iran dan Israel yang berlangsung bulan lalu ternyata menyisakan luka mendalam yang selama ini dirahasiakan oleh Israel.
Laporan terbaru dari media internasional mengungkapkan, lima Fasilitas Militer Israel hancur lebur akibat serangan balasan Iran, termasuk markas intelijen Mossad yang selama ini pengamanannya sangat ketat dan sangat rahasia.
Selama ini, Israel menyembunyikan informasi mengenai skala kerusakan yang ditimbulkan akibat serangan mengerikan dari ratusan rudal Iran, dalam perang 12 hari tersebut.
Pemerintah Zionis menerapkan sensor ketat bagi media massa dan warga, dengan larangan keras mengambil foto atau video lokasi-lokasi strategis yang menjadi target serangan.
Surat kabar Inggris The Telegraph, mengutip data radar satelit yang dianalisis para ilmuwan dari Universitas Negeri Oregon, Amerika Serikat, melaporkan bahwa fasilitas militer Israel yang hancur berada di wilayah utara, selatan, dan tengah negara tersebut.
“Fasilitas-fasilitas tersebut diserang menggunakan total enam rudal. Di antara fasilitas-fasilitas itu adalah Pangkalan Udara Tel Nof, pangkalan logistik, serta pusat pengumpulan data intelijen,” tulis The Telegraph, seperti dilansir INews.id.
Menurut analisis surat kabar tersebut, sebagian besar rudal Iran memang berhasil dicegat oleh sistem pertahanan udara Israel. Namun, proporsi rudal yang mampu menembus pertahanan meningkat tajam selama delapan hari pertama pertempuran.
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) menolak memberikan komentar apa pun terkait pencegatan rudal Iran apalagi kerusakan yang ditimbulkan.
Eskalasi memuncak sejak 13 Juni lalu, saat Israel meluncurkan serangan ke wilayah Iran dengan target fasilitas militer dan nuklir, seperti Natanz dan Isfahan.
Aksi tersebut menewaskan lebih dari 900 orang menurut data dari Human Rights Activists in Iran (HRANA), serta menyebabkan lebih dari 3.000 lainnya terluka.
Sementara Kementerian Kesehatan Iran mencatat lebih dari 4.000 korban luka, dengan sebagian besar korban disebut berasal dari kalangan sipil.
Iran langsung membalas serangan tersebut di keesokan harinya. Serangan balasan pada dini hari, menargetkan infrastruktur strategis Israel, termasuk markas badan intelijen Mossad dan pusat-pusat intelijen lainnya.
Kementerian Kesehatan Israel menyebutkan, serangan Iran menewaskan 28 orang serta melukai 3.238 lainnya. Israel mengklaim bahwa sebagian besar korban jiwa merupakan warga sipil.
Data militer Israel menyebutkan bahwa total sekitar 550 rudal balistik dan 1.000 drone diluncurkan Iran dalam serangan balasan tersebut.
Walaupun sebagian besar berhasil dicegat, puluhan rudal balistik tetap menghantam gedung-gedung apartemen dan target penting seperti pembangkit listrik di Israel selatan dan kilang minyak di Haifa.
Tak hanya menghancurkan fasilitas strategis, serangan Iran juga berdampak besar pada kehidupan warga sipil Israel.
Sebanyak 240 bangunan rusak parah, menyebabkan lebih dari 13.000 orang kehilangan tempat tinggal dan terpaksa mengungsi.
Kondisi ini menjadi salah satu pukulan terbesar yang dialami Israel dalam sejarah konflik modernnya.
Walau pihak Israel berusaha menutup rapat informasi ini, laporan independen dan analisis satelit mulai membuka fakta-fakta.
Publik pun seperti tidak percaya, pertahanan yang dianggap paling kuat di permukaan bumi itu dengan mudahnya ditembus oleh ratusan rudal Iran dan masuk langsung ke jantung kota kota Israel.
Editor: Tim Redaksi