MitraBerita | Ketua Himpunan Ulama Dayah Aceh (HUDA), Tengku H Muhammad Yusuf A Wahab atau Tu Sop, telah menutup kemungkinan untuk berduet dengan Muzakir Manaf atau Mualem dalam perhelatan Pilkada Aceh.
Dalam pernyataannya kepada Serambi pada Sabtu 17 Agustus 2024, Tu Sop menegaskan bahwa ia tidak lagi berharap untuk bersanding dengan mantan Panglima Gerakan Aceh Merdeka (GAM) tersebut di Pilkada Aceh.
“Saya tidak berharap lagi duet dengan Mualem, demi kebaikan, demi orang Partai Aceh,” ungkap Tu Sop, dikutip MitraBerita, Selasa 20 Agustus 2024.
Ia menyatakan bahwa keputusan Mualem untuk tidak menggandeng dirinya, tidak menimbulkan masalah pribadi.
Sebaliknya, Tu Sop bahkan meminta semua pihak menerima keputusan tersebut dengan lapang dada guna mencegah perpecahan dan permusuhan di kalangan partai.
Tu Sop menekankan pentingnya menjaga persatuan dan kesolidan dalam tubuh Partai Aceh agar tidak terpecah belah apalagi menjelang pemilihan yang tak lama lagi.
“Saya berharap kepada masyarakat agar bijaksana. Awali dengan niat baik, karena dengan niat baik akan terjaga dari efek-efek buruk. Itu (Partai Aceh) teman semua, tidak boleh dimusuhi. Saya juga berharap Partai Aceh semakin solid lagi,” katanya.
Tu Sop menjelaskan, dalam proses politik ini sebenarnya ia dirinya hanya diajak dan didorong untuk maju mendampingi Mualem.
Mereka yang mengajak dari unsur masyarakat dan para tokoh ulama yang juga terafiliasi dengan Partai Aceh yaitu Majelis Ulama Nanggroe Aceh (MUNA).
Menurut Tu Sop, Ketua MUNA, Tgk H Muhammad Ali atau Abu Paya Pasi yang meminta langsung agar dirinya maju mendampingi Mualem.
“Karena dorongan mereka lah saya bersedia. Awalnya, saat diminta, saya tidak menjawab. Saya perlu istikharah. Setelah saya timbang-timbang, kalau memang keberadaan saya dianggap membantu, maka saya siap hadir,” jelas Tu Sop.
Pernyataan Tu Sop ini diharapkan dapat meredakan ketegangan dan memastikan bahwa Partai Aceh tetap bersatu menjelang pemilihan yang akan datang.
Pernyataan itu juga menggambarkan bahwa Tu Sop bukan sosok ulama yang haus jabatan. Apalagi, keinginan bersanding dengan Mualem, sejak awal juga karena dorongan para ulama dan elemen sipil lainnya.