GLOBAL

Tentara IDF Bunuh Diri Depresi Gara-Gara Perang, 19 Kasus dalam Tahun 2025

×

Tentara IDF Bunuh Diri Depresi Gara-Gara Perang, 19 Kasus dalam Tahun 2025

Sebarkan artikel ini
Tentara IDF Bunuh Diri Depresi Gara-Gara Perang, 19 Kasus dalam Tahun 2025. Foto: Ilustrasi - Reuters/Amir Cohen

MITRABERITA.NET | Satu lagi tentara Israel mengakhiri hidupnya di tengah gelombang tekanan psikologis akibat konflik berkepanjangan di Jalur Gaza, Palestina. Insiden tragis ini dikonfirmasi oleh IDF pada Ahad 20 Juli 2025.

Dan Phillipson, seorang tentara Pasukan Pertahanan Israel (IDF) yang juga berkewarganegaraan Norwegia, tewas bunuh diri pekan lalu dengan menembakkan senjata ke kepalanya sepulang bertugas.

Phillipson diketahui tengah mengikuti pelatihan militer di sebuah pangkalan di wilayah selatan Israel saat memutuskan untuk mengakhiri hidupnya. Ia sempat dilarikan ke rumah sakit karena luka tembak parah, namun nyawanya tak tertolong.

Kematian Phillipson menambah panjang daftar tentara Israel yang tewas bunuh diri tahun ini. Menurut laporan media lokal, dalam dua pekan terakhir saja, empat tentara IDF bunuh diri. Sepanjang tahun 2025, tercatat sudah 19 kasus bunuh diri di tubuh militer Israel.

Tak hanya itu, laporan investigatif dari Haaretz pada Mei lalu mengungkap bahwa sejak perang di Gaza pecah pada Oktober 2023, total 42 tentara Israel telah mengakhiri hidup mereka sendiri.

Angka ini mencerminkan krisis kesehatan mental yang semakin akut di kalangan prajurit Israel, terutama mereka yang terlibat langsung dalam pertempuran di Gaza.

Perlawanan sengit dari pejuang Palestina di Gaza ditengarai menjadi pemicu utama tekanan mental pasukan Zionis. Brigade Izzuddin Al-Qassam, sayap militer Hamas, melalui juru bicaranya Abu Ubaida dalam sebuah video pekan lalu mengungkap strategi baru yang tengah mereka jalankan, menculik sebanyak mungkin tentara Israel.

Namun, strategi itu tidak mudah dilakukan karena IDF menerapkan Protokol Hannibal, sebuah prosedur ekstrem yang memperbolehkan militer Israel untuk menembaki rekan sendiri demi mencegah penculikan oleh musuh.

Dalam banyak kasus, tentara yang tertangkap malah dibunuh oleh pasukan mereka sendiri untuk menghindari jatuhnya sandera ke tangan kelompok pejuang Palestina.

“Selama beberapa bulan terakhir, ratusan tentara musuh tewas dan terluka, di samping ribuan lainnya yang menderita penyakit psikologis dan trauma. Jumlah tentara yang bunuh diri meningkat akibat kengerian tindakan berdarah yang mereka lakukan dan beratnya perlawanan yang mereka hadapi,” ujar Abu Ubaida.

Lonjakan kasus bunuh diri di tubuh militer Israel kini menjadi sorotan serius, tidak hanya bagi institusi pertahanan, tetapi juga komunitas internasional.

Tekanan perang yang berkepanjangan, trauma pertempuran, serta dilema moral yang dihadapi prajurit di medan laga menjadi faktor utama yang memicu krisis mental di kalangan tentara.

Editor: Tim Redaksi

Media Online