MITRABERITA.NET | Program Sekolah Rakyat yang digagas Presiden Prabowo Subianto disambut dengan penuh semangat oleh para pendidik di berbagai daerah.
Para guru menilai, program ini menjadi strategi nyata untuk memutus rantai kemiskinan sekaligus membuka kesempatan pendidikan setara bagi anak-anak dari keluarga prasejahtera, sebagaimana disampaikan Presiden Prabowo.
Namun, para pendidik mengakui bahwa perjalanan mengajar di Sekolah Rakyat tidak mudah. Tantangan terbesar justru datang dari mengubah pola pikir peserta didik yang selama ini terbebani rasa rendah diri akibat keterbatasan ekonomi.
“Tahun 2045 itu adalah tanggung jawab yang besar bagi kami sebagai pendidik. Karena pada 100 tahun Indonesia, negeri ini harus sejajar dengan bangsa-bangsa besar di dunia,” ujar Fenny Meivi Sarah Kilikily, seorang Kepala Sekolah Rakyat Menengah Pertama (SRMP) 21 Manado.
Ia menyampaikan hal itu saat menghadiri Pengarahan Presiden RI kepada Guru dan Kepala Sekolah Rakyat di Jakarta International Expo (JI-Expo), Kemayoran, Jakarta Pusat, pada Jumat 22 Agustus 2025.
Menurut Fenny, kehadiran Sekolah Rakyat memberi harapan baru bagi anak-anak prasejahtera. Meski begitu, pekerjaan rumah para guru adalah menanamkan rasa percaya diri agar para siswa mampu bermimpi lebih besar.
“Kondisi ekonomi membuat mereka berpikir miskin berarti tidak bisa berbuat apa-apa. Itu keliru. Kami hadir untuk mengubah mindset itu. Dari yang merasa bukan siapa-siapa, menjadi pribadi yang berharga dan mampu,” tegasnya.
Hal serupa dirasakan Ramona Situngkir, guru geografi di Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 9 Jakarta Timur. Ramona yang berasal dari keluarga sederhana, menceritakan bahwa dirinya bisa melanjutkan kuliah hingga S1 berkat bantuan negara.
Pengalaman itulah yang kini menjadi sumber motivasi utamanya mengajar di Sekolah Rakyat.
“Saya dulunya dari keluarga tidak mampu, tapi bisa kuliah berkat bantuan pemerintah. Saya ingin menjadi bukti nyata bagi adik-adik bahwa pendidikan bisa mengubah nasib,” tuturnya.
Sementara itu, Nurakmasari, guru di SRMA 26 Makassar, Sulawesi Selatan, menyebut bahwa mengajar di Sekolah Rakyat adalah pengalaman yang sangat berharga.
Menurutnya, pendampingan terhadap peserta didik dilakukan bertahap dan disesuaikan dengan kemampuan masing-masing anak.
“Harapan kami, anak-anak Sekolah Rakyat mampu berkembang, mengubah nasib, serta menginspirasi teman-temannya untuk terus belajar dan berprestasi. Pada akhirnya, mereka bisa ikut berkontribusi membangun Indonesia,” harapnya.
Meski penuh tantangan, para pendidik optimistis dengan dukungan penuh Presiden Prabowo, Sekolah Rakyat akan terus meluas dan menjangkau lebih banyak anak di seluruh Indonesia.
Mereka yakin, langkah strategis ini adalah pondasi penting menuju Indonesia Emas 2045 –sebuah cita-cita menjadikan Indonesia negara yang kuat, kokoh, dan sejajar dengan bangsa lain.
Editor: Redaksi