Global  

Sumpah Pemimpin Iran Tak Main-main, Israel Merasakan Azabnya

Dampak serangan balasan Iran ke Israel. Foto: AFP/via Al Jazeera

MITRABERITA.NET | Israel diguncang gelombang serangan balasan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Iran, yang sejak Jumat malam telah memulai Operasi True Promise, kembali menghantam wilayah pendudukan Israel.

Serangan ini menjadi manifestasi dari sumpah Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, yang menyatakan agresi Israel ke Iran akan “menghancurkan diri mereka sendiri”.

Sirene serentak meraung di wilayah utara, tengah, dan selatan Israel setelah Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) meluncurkan rudal balistik dan drone dalam jumlah besar ke sasaran-sasaran Israel, pada Senin malam 16 Juni 2025.

Serangan ini dilakukan dalam fase kesembilan Operasi True Promise III, yang menurut juru bicara IRGC bersifat hibrida, yaitu menggabungkan rudal dan drone secara simultan.

“Bangsa Iran tidak akan mengabaikan darah para martirnya yang berharga dan tidak akan mengabaikan agresi terhadap langitnya,” tegas Ayatollah Khamenei dalam siaran televisi, sebelum operasi dimulai.

Operasi True Promise III yang dilancarkan sejak Jumat malam menggunakan nama sandi “Ya Ali ibn Abi Talib.” Fase kesembilan ini dinilai paling besar dan intens, menyusul pemboman brutal Israel terhadap gedung Islamic Republic of Iran Broadcasting (IRIB) di Iran utara yang secara luas dikecam sebagai kejahatan perang.

Dalam 72 jam terakhir, Iran telah menghujani 545 lokasi milik Israel dengan drone ofensif. Sejumlah laporan menyebut rudal pencegat Israel mengalami malfungsi dan jatuh sebelum sempat mengenai rudal Iran yang mengarah ke Tel Aviv.

Peringatan Keras Iran

Kolonel Reza Sayyad dari Pusat Komunikasi Angkatan Bersenjata Iran memberikan peringatan terbuka agar warga meninggalkan wilayah yang diduduki.

“Meninggalkan tanah yang diduduki ini adalah satu-satunya cara untuk menyelamatkan nyawa Anda,” ujarnya, sambil menyebut Israel sebagai “rezim Zionis” dan menyebut agresi mereka sebagai tindakan kriminal.

Serangan balasan Iran ini menyusul tindakan brutal Israel yang menyebabkan tewasnya sejumlah tokoh penting Iran.

Dengan operasi ini, Iran menegaskan bahwa sumpah pemimpin revolusi mereka bukanlah retorika kosong, melainkan peringatan keras yang kini dirasakan langsung oleh Israel.

Israel kini menghadapi tekanan militer dan moral yang berat. Dunia menyaksikan apakah krisis ini akan meruncing menjadi perang terbuka atau berujung pada tekanan internasional untuk meredakan ketegangan.

Namun, Iran telah membuktikan diri bahwa mereka bukan negara pengecut seperti kebanyakan negara lainnya. Iran juga tak akan tinggal diam menghadapi agresi terhadap tanah mereka.

Editor: Tim Redaksi