NASIONAL

Senyum Bahagia Sintia dan Duka Kehilangan Sang Ayah yang Tak Sempat Berangkat Haji

×

Senyum Bahagia Sintia dan Duka Kehilangan Sang Ayah yang Tak Sempat Berangkat Haji

Sebarkan artikel ini
Senyum Bahagia Sintia dan Duka Kehilangan Sang Ayah yang Tak Sempat Berangkat Haji. Foto: Dok. Kemenag

MITRABERITA.NET | Senyum bahagia terlihat di wajah Sintia, saat ia sedang duduk tenang di lobi Hotel Manar Al-Mashaeir, Sektor 3 Wilayah Raudhah, Makkah, sambil menemani sang ibunda tercintanya, Meri Kartika.

Hari itu, Sabtu 17 Mei 2025, Sintia dan ibunya baru saja menempuh perjalanan panjang dari Bandara King Abdul Aziz, Jeddah.

Namun siapa sangka, di balik senyum bahagia perempuan asal Pasaman Barat, Provinsi Sumatra Barat itu ternyata tersimpan luka yang tak mudah terobati.

Gadis cantik itu memang berangkat menunaikan ibadah haji bersama sang ibunda, namun seharusnya bukan dirinya yang harus mendampingi sang ibu.

Seperti dikutip dari laman resmi Kemenag, ayah Sintia yang telah wafat pada tahun 2024, harusnya menjadi pendamping setia sang ibunda saat menghadiri panggilan haji ke Tanah Suci.

“Pada 2012, ayah dan ibu daftar haji bareng. Rencananya bisa berangkat bersama tahun ini. Namun takdir Allah berkata lain, karena sakit, ayah meninggal dunia pada tahun 2024 lalu,” ungkap Sintia, sambil menahan air mata duka.

Takdir telah membawa perempuan bernama lengkap Wamer Sintia (25) ini menggantikan sang ayah melalui sistem pelimpahan porsi.

Sebagai anak sulung dari tiga bersaudara, Sintia pun menerima amanah mulia menghadiri panggilan haji, yang mana tak pernah ia bayangkan sebelumnya.

“Rasanya senang dan sama sekali tidak menyangka sebelumnya, bisa mendampingi Mama. Tapi sebenarnya sedih juga, karena seharusnya yang berangkat adalah papa, yang udah wafat duluan,” ucapnya lirih.

Lulusan Fakultas Kedokteran dari salah satu universitas di Padang itu kini menjalani ibadah dengan penuh rasa syukur dan keteguhan hati.

Di sela-sela kesibukannya mengikuti rangkaian kegiatan kloter, Sintia terus memanjatkan doa untuk sang ayah tercinta yang telah tiada.

“Doa yang terbaik untuk Papa saya, semoga mendapatkan ampunan dari Allah SWT, tempat terbaik di sisi Allah SWT. Juga doa yang terbaik untuk keluarga,” tuturnya.

Sang ibu, Meri Kartika, juga menahan haru. Ia merasa amat kehilangan, namun bersyukur masih bisa menunaikan rukun Islam kelima bersama putrinya.

“Doa terbaik untuk suami saya. Dan juga anak-anak saya semoga sukses dunia-akhirat,” ungkapnya.

Selain itu, Sintia maupun Meri turut menyampaikan rasa syukur dan apresiasi atas pelayanan haji yang mereka terima.

Sejak dari embarkasi hingga di Tanah Suci, mereka merasa didampingi dan dilayani dengan penuh perhatian.

“Petugasnya melayani dengan baik. Apabila kami tidak tahu, kami diberi petunjuk, bahkan diantarkan ke tujuan,” ungkap Sintia.

Layanan katering pun menjadi nilai tambah yang mereka rasakan. “Makanannya enak-enak, tidak ada masalah,” demikian ungkap Sintia yang merasa bahagia.

Editor: Redaksi

Media Online