MITRABERITA.NET | Ritual Adat Belah Kayu doli menandai berakhirnya konflik pilkada selama enam bulan antara dua kubu pendukung pasangan calon (paslon) bupati dan wakil bupati puncak Jaya, Papua Pegunungan. Ritual ini berlangsung di Jalan Raya Depan Kantor Bupati Puncak Jaya.
Prajurit Yonif 112/DJ yang dipimpin langsung oleh Dansatgas Yonif 112/DJ Letkol Inf Fiska Bagus Tri Sunaryanto ikut mengamankan proses ritual adat tersebut.
Dalam keterangannya kepada media, Rabu 21 Mei 2025, dijelaskan bahwa sejak pagi prajurit telah berjaga di sejumlah titik strategis untuk melaksanakan pengamanan secara ketat meskipun tetap mengedepankan sikap humanis dan persuasif kepada masyarakat.
Dansatgas Yonif 112/DJ Letkol Inf Fiska Bagus Tri Sunaryanto mengatakan bahwa proses ritual adat belah kayu doli ini berhasil dilaksanakan dengan aman dan tentram berkat kerjasama semua pihak yang terlibat.
“Kami berharap dengan berakhirnya konflik pilkada ini, masyarakat Puncak Jaya dapat hidup dalam kedamaian dan persatuan,” ujarnya.
Prosesi adat Belah kayu Doli ini turut dihadiri Gubernur Papua Tengah, Meki Fritz Nawipa, dan Wakil Gubernur Deinas Geley, Kapolda Papua Tengah Brigjen Pol. Alfred Papare, Danrem 173/PVB Brigjen TNI Fritz Willem Ricard Pellomania.
Hadir juga Kabinda, Pj Bupati Puncak Jaya Yopi Murib, Forkopimda, kedua paslon bupati dan wakil bupati serta para tokoh adat setempat.
Semua pihak yang hadir juga sepakat untuk terus menjaga perdamaian dan kerukunan di Puncak Jaya, serta berkomitmen untuk bekerja sama dalam membangun daerah tersebut ke depannya.
Dengan berakhirnya konflik pilkada melalui proses adat ini, diharapkan Puncak Jaya dapat kembali kepada suasana harmonis dan damai.
Setelah kegiatan adat selesai semua aktivitas kembali berjalan normal seperti biasanya, sekolah dibuka, gereja dibuka, toko-toko buka, dan masyarakat kembali berkebun.