MITRABERITA.NET | Langit Israel berubah mencekam pada Senin malam 16 Juni 2025, ketika ratusan rudal dan drone ofensif yang diluncurkan Iran menghujani wilayah yang diduduki Israel.
Fase terbaru dari Operasi True Promise III yang diluncurkan oleh Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) membuat malam di Israel berubah menjadi bayang-bayang ketakutan.
Kilatan api dari rudal dan suara ledakan bertubi-tubi membuat warga berhamburan dan bersembunyi karena sangat ketakutan, di tempat-tempat perlindungan di bawah tanah.
Sirene peringatan berbunyi nyaring di wilayah utara, tengah, dan selatan Israel. Artinya, semua wilayah Israel tidak luput dari serangan ratusan rudal dan drone Iran.
Media setempat melaporkan adanya malfungsi sistem pertahanan udara, dengan beberapa rudal pencegat Israel justru jatuh sebelum mencapai sasarannya.
Hal ini menambah kekacauan di tengah upaya warga untuk menyelamatkan diri dari gelombang serangan yang bertubi-tubi dan tidak pernah mereka dapatkan sebelumnya.
Kepanikan menyelimuti sejumlah kota besar. Video amatir yang bocor ke media sosial memperlihatkan warga Israel berlarian dalam gelap, berdesakan masuk ke bunker perlindungan bawah tanah.
Otoritas militer Israel langsung memberlakukan larangan menyebarkan gambar, video maupun siaran langsung dari area terdampak, untuk mencegah penyebaran rasa takut yang lebih luas.
Serangan besar-besaran ini merupakan bentuk pembalasan atas serangan Israel yang sebelumnya menargetkan gedung Islamic Republic of Iran Broadcasting (IRIB) dan menewaskan sejumlah tokoh penting Iran, termasuk komandan militer dan ilmuwan nuklir.
Iran pun secara tegas dan terbuka menyatakan bahwa operasi balasan ini akan terus berlanjut untuk memberikan pelajaran kepada Israel yang berani melanggar kedaulatan negara mereka.
Juru bicara IRGC menyebut bahwa langit Israel akan terus menjadi medan pembalasan. Dalam 72 jam terakhir, lebih dari 500 titik sasaran telah dihujani drone dan rudal, dan gelombang berikutnya disebut akan lebih besar dan lebih presisi.
“Operasi ini belum selesai. Kami baru memulai,” katanya.
Suasana di kota-kota seperti Tel Aviv dan Haifa dilaporkan lumpuh total. Sekolah, kantor, dan layanan publik ditutup. Kamera lalu lintas dimatikan, dan jalanan utama nyaris kosong, menyisakan suara dentuman dan sinar merah menyala dari langit yang kini dipenuhi asap dan serpihan.
Malam yang biasanya tenang ketika mereka berhadapan dengan rakyat Gaza atau Yaman, kini berubah menjadi neraka bagi warga Israel. Ketakutan merayap di setiap sudut kota.
Serangan Iran bukan hanya membuat sistem militer Israel goyah, tetapi juga mengguncang mental warganya. Bahkan, Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu ikut bersembunyi menyelamatkan diri.
Editor: Tim Redaksi