SOSOK

Rasyidin, Putra Cot Petisah yang Menjadi Motor Swasembada Pangan Aceh Utara

×

Rasyidin, Putra Cot Petisah yang Menjadi Motor Swasembada Pangan Aceh Utara

Sebarkan artikel ini
Rasyidin, S.IP., M.I.P. Foto: Dok. Pribadi

MITRABERITA.NET | Di balik kemajuan ketahanan pangan di Kabupaten Aceh Utara, berdiri sosok inspiratif yang dikenal luas sebagai “Pejuang Ketahanan Pangan Aceh Utara”, Rasyidin, S.IP., M.I.P., putra asli Gampong Cot Petisah yang lahir pada tahun 1990.

Dikenal di kalangan akademisi dan praktisi pertanian, nama Rasyidin telah menjadi simbol perjuangan anak daerah yang bangkit dari kesederhanaan untuk membangun kemandirian pangan.

Ia bukan hanya seorang pemimpin di balik meja kerja, tetapi penggerak nyata yang turun langsung ke lapangan memperjuangkan kesejahteraan petani.

Rasyidin lahir dan dibesarkan di tengah keterbatasan. Ayahnya seorang petani sederhana dan ibunya seorang ibu rumah tangga. Sejak kecil, ia sudah memahami arti kerja keras dan perjuangan.

“Dulu saya hanya bisa melihat teman-teman bermain pesawat mainan dari balik pagar. Saat itu saya berpikir, mengapa hidup saya miskin, dan mengapa masyarakat Aceh Utara juga masih miskin,” kenangnya.

Hal itu disampaikan Rasyidin saat bertemu wartawan MITRABERITA.NET, Ahad malam 12 Oktober 2025. Pemikiran sederhana itu kemudian menjadi tekad yang mengubah jalan hidupnya.

Ia berjanji pada diri sendiri untuk mengangkat derajat keluarganya dan masyarakat Aceh Utara agar lebih sejahtera melalui sektor yang paling dekat dengan kehidupannya, pangan dan pertanian.

Tanpa sokongan modal besar, Rasyidin memulai perjuangan dari nol. Semua ia lakukan dengan modal pribadi, semangat pantang menyerah, dan dukungan penuh dari keluarganya.

Perjalanannya tidak selalu mulus. Ia pernah menghadapi berbagai tantangan, mulai dari keterbatasan dana, penolakan ide, hingga kesulitan menggerakkan masyarakat di awal perjuangannya.

Namun, satu hal yang tidak pernah padam, keyakinannya bahwa kemandirian pangan adalah kunci kesejahteraan Aceh.

“Semua ini saya rintis dengan dukungan keluarga dan doa masyarakat. Alhamdulillah, dengan izin Allah, saya bisa sampai di titik ini,” ujar Rasyidin, penuh haru.

Berbekal pengalaman dan dedikasi yang tak tergoyahkan, Rasyidin kemudian dipercaya menjadi Ketua Pangan Kabupaten Aceh Utara, dipilih oleh perwakilan dari 27 kecamatan.

Di bawah kepemimpinannya, Aceh Utara mulai dikenal sebagai salah satu daerah yang serius menata program swasembada pangan.

Kini, masyarakat menyebutnya sebagai sosok pemimpin yang bekerja dengan hati, bukan sekadar bicara, tetapi membuktikan melalui tindakan nyata, terutama dalam penataan harga pupuk, pembinaan kelompok tani, dan efisiensi distribusi pangan di tingkat gampong.

Sebagai anak seorang petani, Rasyidin tidak pernah melupakan akar perjuangannya. Ia kerap mengingatkan generasi muda agar tidak takut bermimpi besar dan bekerja keras demi masa depan Aceh.

“Untuk mencapai kesuksesan, dibutuhkan mimpi besar, kerja keras, dan tekad yang kuat. Jangan berhenti bermimpi dan jangan berhenti berjuang,” pesannya.

Kini, kiprahnya menjadikannya salah satu tokoh yang diharapkan mampu memimpin lebih luas, termasuk menjadi Kepala Bidang di Dinas Pertanian dan Perkebunan Aceh pada masa mendatang.

Beberapa pihak menilai rekam jejaknya sebagai Ketua Satgas Swasembada Ketahanan Pangan Aceh Utara dan Kaperwil III sudah membuktikan kapabilitas serta integritasnya.

Kisah hidup Rasyidin adalah refleksi dari perjuangan yang tulus, kerja keras tanpa pamrih, dan keyakinan bahwa perubahan besar bisa lahir dari niat yang sederhana.

Ia bukan hanya membangun sistem pangan, tetapi juga membangun harapan dan kepercayaan diri masyarakat Aceh Utara.

Bagi masyarakat dan kalangan akademisi, sosok Rasyidin kini bukan sekadar tokoh pangan, tetapi simbol kebangkitan ekonomi rakyat Aceh.

Ia membuktikan bahwa anak petani pun bisa menjadi pemimpin yang membawa perubahan.

Penulis: Samsul Bahri | Editor: Redaksi

Media Online