DAERAHPERISTIWA

PT Medco E&P Malaka Dianggap Tutup Mata dan Tutup Telinga

×

PT Medco E&P Malaka Dianggap Tutup Mata dan Tutup Telinga

Sebarkan artikel ini
H Tarmizi Daud, Ketua Fraksi Partai Nasdem DPRK Aceh Timur. Foto: Dok. MB

MITRABERITA.NET | Takut terpapar gas H2s dari aktivitas pencucian sumur gas di cluster Alue Siwah milik PT Medco E&P Malaka, puluhan perempuan dan anak-anak dari gampong (desa) Panton Rayeuk T akhirnya, memilih mengungsi ke Kantor Camat Banda Alam Kabupaten Aceh Timur.

“Sungguh sangat disayangkan nasib warga lingkar tambang PT Medco E&P Malaka, mereka sering terimbas menghirup racun yang keluar dari pencucian sumur gas PT Medco dan selalu mengungsi dengan inisiatif mereka sendiri karena trauma terulang kembali peristiwa tahun 2023,” kata anggota DPRK Aceh Timur, H Tarmizi Daud, Senin 25 Agustus 2025.

Kata Taprang –sapaan akrab H Tarmizi Daud– mirisnya lagi, warga yang terpapar udara beracun tidak mendapatkan perhatian dan tidak ada pihak yang mengaku bertanggungjawab. Akibatnya, mereka harus mengungsi ke Kantor Camat.

“Tidak ada pihak yang mau membantu baik Pihak PT Medco sendiri maupun pihak Pemerintah Aceh Timur, beruntungnya Keuchik dan Camat setempat masih punya hati dan berusaha membantu seadanya,” kata Ketua Fraksi Partai Nasdem DPRK Aceh Timur tersebut.

Seharusnya, lanjut Taprang, perusahaan menyediakan lokasi pengungsian dengan tempat yang layak dengan menyediakan makanan dan obat-obatan, tapi malah tidak ada yang peduli.

Taprang merasa geram dengan perusahaan PT Medco yang abai dengan keselamatan warga lingkar tambang. “Seharunya mendapat manfaat dari perusahaan, malah hanya bau busuk yang selalu mereka dapatkan,” tuturnya.

Anggota DPRK dari partai nasional tersebut mengaku berulang kali menghubungi pihak terkait, baik GM PT Medco, Dinas Sosial, Dinas BPBD, Dinas DLHK bahkan Sekda Aceh Timur.

“Tapi sampai lewat magrib, mereka satupun tidak mau peduli tentang nasib masyarakat tersebut. Maka PT Medco sudah sepatutnya dihentikan sementara operasionalnya sebelum terus menerus masyarakat lingkar tambang yang menjadi korban,” jelasnya.

Dalam kesempatan itu, Taprang juga memohon kepada Presiden Prabowo Subianto dan Gubernur Aceh Muzakir Manaf untuk mendengar jeritan masyarakat lingkar tambang PT Medco.

“Masyarakat mengatakan mereka tidak tau lagi harus mengadu kemana lagi, kami mohon juga kepada BPMA untuk segera mengambil sikap membuat laporan ke SKK Migas agar PT Medco menghentikan sementara operasionalnya, biar masyarakat tenang dan aman dari imbas perusahaan yang mengejar dollar di pedalaman Aceh Timur tersebut,” pungkasnya.

Belum ada pernyataan resmi dari pihak perusahaan terkait hal itu. Sebelumnya, pihak wahaha lingkungan hidup (WALHI) Aceh juga menyampaikan keprihatinannya terhadap kasus warga mengalami gejala pusing, mual dan muntah diduga akibat kebocoran gas.

Penulis: Samsul Bahri | Editor: Redaksi

Media Online