MITRABERITA.NET | Pohon Angsana (bak Asan) di kawasan Ulee Lheue sempat mencuri perhatian publik setelah viral di media sosial. Keindahan bunganya yang kuning keemasan, berguguran di tepi jalan dengan latar laut dan pegunungan, membuat warga yang datang serasa berada di negeri ginseng, Korea Selatan.
Fenomena ini bahkan mengundang warga dari luar Banda Aceh untuk datang dan berfoto di bawah pohon yang mekar sempurna itu. Banyak yang menyebut suasananya mirip musim semi di Korea, saat bunga-bunga bermekaran dan angin lembut berembus menyapu kelopak.
Namun di tengah euforia itu, kabar mengejutkan datang. Pohon yang sedang viral dan dicintai banyak orang itu justru ditebang oleh orang tak dikenal.
Kejadian ini sontak memicu kekecewaan mendalam dari warga. Mereka tak menyangka pohon yang memberi kebahagiaan dan kebanggaan itu justru dihilangkan secara paksa.
“Kami merasa seolah-olah kehilangan tempat yang membawa kedamaian dan kebahagiaan. Pohon itu bukan sekadar pohon, tapi simbol keindahan dan harapan,” ujar salah seorang pengunjung yang rutin datang ke lokasi.
Penebangan diduga dilakukan menggunakan mesin senso (chainsaw), dan hingga kini belum ada pihak yang mengakui bertanggung jawab. Aksi tersebut menuai kecaman dari berbagai pihak, termasuk dari kalangan legislatif.
Anggota DPR Kota Banda Aceh, Tuanku Muhammad, menyatakan keprihatinannya atas kejadian tersebut. “Pohon itu sedang viral, membawa manfaat sosial dan ekonomi, bahkan menjadi ikon baru. Tapi malah dirusak,” ujarnya, dengan nada kecewa.
Fenomena “terasa di Korea” dari pohon Angsana ini mungkin telah hilang untuk sementara, namun kenangannya akan tetap hidup dalam hati warga Banda Aceh yang sempat merasakannya.
Warga kini berharap agar pemerintah lebih serius melindungi ruang-ruang hijau dan pohon-pohon indah di kota. Bagi mereka yang sempat mengabadikan momen tersebut merasa sangat gembira.
Sebaliknya, mereka yang belum sempat mengabadikan momen bunga indah di Pohon Viral tersebut justru kecewa, apalagi yang datang dari luar kota.
Penulis: Hidayat | Editor: Redaksi
