Wisata  

Pohon Angsana Viral Ditebang Orang Tak Dikenal, Warga Banda Aceh Kecewa dan Prihatin

Pohon Angsana (bak Asan). Foto: Dok. MB

MITRABERITA.NET | Pohon Angsana (Bak Asan) yang sempat viral karena keindahan bunganya yang kuning cerah kini tinggal kenangan. Pohon yang berada di kawasan Ulee Lheue, Banda Aceh, itu ditebang orang tak dikenal, memicu kekecewaan dan kemarahan warga.

Sebelumnya, pohon tersebut menjadi perbincangan hangat di media sosial karena pesonanya yang memikat. Bunganya yang berguguran seperti hujan emas menjadikannya spot foto favorit bagi masyarakat dari berbagai daerah yang datang khusus untuk mengabadikan momen di bawah pohon tersebut.

Namun, belum lama menikmati masa viralnya, pohon Asan itu justru ditebang secara misterius. Warga setempat merasa sangat kecewa dan marah, menganggap tindakan tersebut sebagai bentuk iri hati dan ketidakpedulian terhadap keindahan alam.

“Kami sangat sedih dan kecewa. Pohon itu sedang cantik-cantiknya dan membawa kebahagiaan bagi banyak orang. Kenapa harus ditebang?” ujar seorang warga yang ditemui di Ulee Lheue, Sabtu 5 Juli 2025.

Anggota DPR Kota Banda Aceh, Tuanku Muhammad, turut angkat bicara. Ia menyampaikan keprihatinannya atas penebangan pohon yang telah menjadi simbol keindahan kawasan tersebut.

“Saya sangat menyayangkan tindakan ini. Pohon itu bukan hanya indah, tapi juga punya nilai emosional bagi warga. Ini bentuk vandalisme terhadap lingkungan,” tegas Tuanku Muhammad, dalam sebuah videonya, yang dikutip pada Sabtu 5 Juli.

Hingga saat ini, belum diketahui siapa pelaku penebangan tersebut. Diduga kuat pohon ditebang menggunakan mesin senso (chainsaw), namun tak ada satu pun pihak yang mengaku bertanggung jawab.

Kasus ini menuai desakan agar pemerintah dan aparat penegak hukum segera menyelidiki dan mengusut pelaku yang merusak ikon baru wisata lokal tersebut.

Banyak pihak juga menyerukan perlunya perlindungan hukum terhadap pohon-pohon indah dan bersejarah di kawasan kota.

Warga berharap kejadian ini bisa menjadi pelajaran agar keindahan alam yang ada tidak hanya dinikmati sesaat, tapi juga dijaga untuk generasi mendatang.

Penulis: Hidayat | Editor: Redaksi