MITRABERITA.NET | Suasana penuh kehangatan dan kekeluargaan mewarnai peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1447 Hijriah yang digelar Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Aceh di Kantor PWI, Banda Aceh, Sabtu 1 November 2025.
Acara yang dirangkai dengan prosesi adat peusijuk (tepung tawar) terhadap Ketua PWI Pusat Akhmad Munir beserta jajaran pengurus itu turut dihadiri jajaran Pemerintah Kabupaten Aceh Besar, yang diwakili oleh Staf Ahli Bupati Bidang Keistimewaan Aceh, SDM, dan Kerjasama, Adi Dharma, S.Pd., M.Pd., serta Plt Kadis Kominfo Aceh Besar, Khairul Huda, S.Kom., M.M.
Kegiatan tersebut bukan sekadar seremoni keagamaan, tetapi juga menjadi momentum silaturahmi dan persatuan antara insan pers Aceh dan pengurus PWI Pusat yang baru dikukuhkan untuk periode 2025–2030.
“Kami dari Pemerintah Kabupaten Aceh Besar menyampaikan selamat datang kepada Ketua PWI Pusat dan jajaran. Tradisi peusijuk ini merupakan wujud doa dan harapan agar setiap langkah dan niat baik selalu diberkahi Allah SWT,” ujar Adi Dharma dalam sambutannya.
Adi Dharma menegaskan bahwa tradisi peusijuk merupakan salah satu bentuk penghormatan tertinggi masyarakat Aceh terhadap tamu kehormatan. Prosesi ini, katanya, bukan hanya ritual adat, tetapi juga simbol doa dan persaudaraan yang mempererat hubungan antara pemerintah, masyarakat, dan insan pers.
“Tradisi ini mencerminkan nilai-nilai Islam dan budaya Aceh yang menjunjung tinggi silaturahmi, sekaligus menandai semangat baru dalam kerja sama antara Aceh dan dunia pers nasional,” tambahnya.
Sementara itu, Plt Kadis Kominfo Aceh Besar, Khairul Huda, menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah dan wartawan dalam membangun ekosistem informasi publik yang sehat, transparan, dan mendidik.
“Peran wartawan sangat penting dalam menyampaikan informasi yang berimbang dan membangun. Pemerintah daerah tidak bisa berjalan sendiri tanpa dukungan media yang objektif dan profesional,” ujarnya.
“Sinergi pemerintah dan pers sangat dibutuhkan untuk mewujudkan tata kelola informasi publik yang akurat dan beretika,” tambahnya.
Ketua PWI Pusat, Akhmad Munir, menyampaikan rasa syukur dan apresiasi atas penyambutan yang hangat dan penuh makna dari masyarakat Aceh. Ia menilai prosesi peusijuk menjadi pengalaman berharga yang memperkuat semangat kebersamaan antar wartawan dari berbagai daerah di Indonesia.
“Kini, PWI sudah bersatu kembali. Kami dipercaya menahkodai PWI lima tahun ke depan. Doakan agar amanah yang diberikan kepada kami terlaksana dengan baik,” ucap Akhmad Munir.
Ia juga menyebut, momentum Maulid Nabi menjadi pengingat bagi insan pers untuk meneladani akhlak Rasulullah SAW dalam menjalankan profesi jurnalistik dengan nilai kejujuran, amanah, dan tanggung jawab moral.
Ketua PWI Aceh, Nasir Nurdin, menjelaskan bahwa prosesi peusijuk ini merupakan bentuk rasa syukur atas terbentuknya kepengurusan baru PWI Pusat periode 2025–2030, yang sebelumnya dikukuhkan di Solo, Jawa Tengah, awal Oktober lalu.
“Selain bentuk penghormatan kepada tamu, peusijuk ini juga wujud syukur kami atas lahirnya kepengurusan baru PWI. Apalagi, tiga pengurus yang menjalani prosesi peusijuk adalah putra Aceh,” ungkapnya.
Acara Maulid dan peusijuk ini dihadiri pula oleh sejumlah tokoh pers, ulama, pejabat daerah, serta tamu undangan dari berbagai instansi.
Momentum ini menjadi penguat bahwa Aceh tetap menjaga harmoni antara nilai agama, budaya, dan profesi jurnalistik, menjadikan insan pers bukan hanya pelapor berita, tetapi juga pembawa nilai-nilai pencerahan di tengah masyarakat.
Editor: Redaksi













