GLOBAL

Nasib India Jika Pakistan Menyerang dengan Senjata Nuklir

×

Nasib India Jika Pakistan Menyerang dengan Senjata Nuklir

Sebarkan artikel ini
Nasib India Jika Pakistan Menyerang dengan Senjata Nuklir. Foto: Yale

MITRABERITA.NET | Ketegangan antara dua kekuatan nuklir di Asia Selatan, India dan Pakistan, kembali memuncak. Perdana Menteri India, Narendra Modi, mengeluarkan peringatan tegas terhadap Islamabad di tengah kekhawatiran global mengenai potensi konflik bersenjata yang dapat melibatkan penggunaan senjata nuklir.

Dalam pidatonya yang disiarkan secara nasional pada Senin 12 Mei 2025, Modi menegaskan bahwa India tidak gentar menghadapi ancaman nuklir dari Pakistan.

Ia menekankan bahwa setiap serangan teroris terhadap India akan dibalas dengan tindakan militer yang cepat dan presisi, khususnya terhadap tempat-tempat yang diduga sebagai persembunyian teroris di wilayah Pakistan.

“Jika terjadi serangan teroris di India, jawaban yang pantas akan diberikan. Kami akan menyerang secara tepat dan cepat tempat persembunyian teroris, bahkan jika di tengah bayang-bayang ancaman nuklir,” ujar Modi dengan nada tajam.

Pernyataan keras ini datang hanya dua hari setelah gencatan senjata diumumkan oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menyusul empat hari baku tembak intensif yang telah menewaskan puluhan warga sipil di kedua sisi perbatasan.

Konflik memanas sejak Rabu 7 Mei lalu, ketika India meluncurkan serangan terhadap sembilan lokasi yang diklaim sebagai infrastruktur militan Islam di Pakistan dan Kashmir. Serangan ini disebut sebagai respons atas aksi terorisme terhadap wisatawan Hindu di Kashmir India, yang menewaskan 26 orang.

Meski Pakistan membantah keterlibatan dalam aksi tersebut dan menyerukan penyelidikan netral, India bersikeras bahwa toleransi terhadap terorisme telah mencapai batas. Dalam pidatonya, Modi juga menegaskan bahwa negosiasi dan teror tidak bisa berjalan beriringan.

“Teror dan perdagangan tidak dapat berjalan bersamaan. Air dan darah tidak dapat mengalir bersamaan,” tegasnya, merujuk pada penghentian kerja sama pembagian air antar kedua negara.

Sementara itu, kekhawatiran dunia meningkat ketika muncul laporan bahwa Pakistan mungkin mempertimbangkan opsi nuklir. Meski Menteri Pertahanan Pakistan membantah adanya pertemuan badan nuklir tertinggi.

Langkah tersebut dipandang banyak analis sebagai sinyal bahwa Islamabad membuka kemungkinan penggunaan senjata nuklir jika merasa eksistensinya terancam.

Pakistan selama ini menerapkan kebijakan “first use” atau penggunaan pertama senjata nuklir dalam kondisi ekstrem. Namun, belum ada indikasi bahwa keputusan ke arah itu akan benar-benar diambil.

Modi menyampaikan pidatonya hanya beberapa jam setelah para komandan militer India dan Pakistan melakukan komunikasi melalui sambungan telepon, berusaha memperkuat komitmen terhadap gencatan senjata yang rapuh.

Di sisi lain, Presiden Trump mengklaim bahwa perdagangan menjadi kunci utama dalam meredam konflik.

“Kami akan melakukan banyak perdagangan dengan Pakistan dan India. Kami sedang bernegosiasi dengan India sekarang, dan akan segera dengan Pakistan,” kata Trump.

Pakistan telah menyampaikan terima kasih kepada AS atas perannya sebagai penengah, sementara India belum memberikan tanggapan terhadap mediasi tersebut, selaras dengan sikap tradisionalnya yang menolak keterlibatan pihak ketiga dalam konflik bilateral dengan Pakistan.

Namun, ancaman nuklir yang terus membayangi membuat dunia khawatir. Jika Pakistan benar-benar menggunakan senjata nuklir, nasib India akan berubah drastis. Ratusan juta nyawa bisa terancam, dan dampaknya akan melampaui batas wilayah maupun politik.

Saat ini, dunia hanya bisa berharap bahwa nalar diplomasi masih lebih kuat dari bara api permusuhan yang kembali membara di perbatasan India dan Pakistan.

Editor: Tim Redaksi

Media Online