Mualem dan KPA Luwa Nanggroe Jajaki Investasi Air Bersih ke Malaysia

  • Bagikan
Mualem Dan KPA Luwa Nanggroe Jajaki Investasi Air Bersih ke Malaysia. Foto: Dok. KPA Luwa Nanggroe

MITRABERITA.NET | Setelah memenangkan Pilkada Aceh 2024, Gubernur Aceh terpilih H Muzakir Manaf (Mualem) bersama KPA Luwa Nanggroe terus melakukan berbagai upaya untuk mendatangkan investasi dan menjalin hubungan bilateral dengan berbagai negara khususnya Malaysia.

Kali ini, Gubernur Aceh, Mualem bersama delegasi Komite Peralihan Aceh (KPA) Luwa Nanggroe menghadiri pertemuan strategis dengan JAKS Resources Berhad di Malaysia.

Pertemuan ini menjadi langkah maju dalam upaya kerja sama investasi antara Aceh dan Malaysia, khususnya dalam proyek suplai air bersih dari Aceh ke Pulau Pinang.

Proyek ini tidak hanya bernilai ekonomi tinggi, tetapi juga memiliki dampak strategis bagi hubungan kedua belah pihak.

Keseriusan Malaysia terhadap proyek ini terlihat dari kehadiran langsung Gubernur Pulau Pinang, Chow Kon Yeow, yang mendukung penuh rencana suplai air bersih ini.

Menurutnya, Pulau Pinang membutuhkan sumber air bersih yang berkelanjutan, dan Aceh memiliki potensi besar untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

“Kami melihat Aceh sebagai mitra strategis jangka panjang dalam pengelolaan air bersih. Jika proyek ini berjalan sesuai rencana, akan ada banyak manfaat ekonomi bagi kedua belah pihak,” ujar Chow Kon Yeow.

Selom itu, JAKS Resources Berhad, sebagai perusahaan infrastruktur terkemuka Malaysia, menilai Aceh sebagai kawasan potensial untuk ekspansi bisnis. Bukan hanya sektor air bersih, energi dan infrastruktur juga menjadi fokus utama.

Kehadiran Mualem dalam pertemuan ini menegaskan komitmen Pemerintah Aceh dalam membuka peluang investasi seluas-luasnya di Tanah Rencong.

Mualem Dan KPA Luwa Nanggroe Jajaki Investasi Air Bersih ke Malaysia. Foto: Dok. KPA Luwa Nanggroe

Sementara itu, delegasi KPA Luwa Nanggroe yang dipimpin Teuku Emi Syamsyumi (Abu Salam) memastikan kerja sama ini akan memberi manfaat nyata bagi masyarakat Aceh.

“Kami tidak hanya ingin membawa investor, tetapi juga memastikan bahwa investasi ini benar-benar berkontribusi pada pembangunan Aceh,” kata Abu Salam, Ahad 2 Februari 2025.

Selain membahas proyek air bersih, kunjungan ini juga dimanfaatkan untuk memperkuat jejaring bisnis dengan Malaysia External Trade Development Corporation (MATRADE).

YB Dato’ Sri Reezal Merican bin Naina Merican dari MATRADE turut hadir dalam pertemuan ini, membuka peluang baru dalam sektor perdagangan dan investasi.

Sejumlah tokoh penting turut serta dalam delegasi Aceh, di antaranya Dato’ Seri Mohamed Idris bin Mohamed Kassim (Wakil Aceh di Malaysia), Datuk Haji Mansur bin Usman (Penasihat KPA Luwa Nanggroe), serta perwakilan dari Rahmat PT KSP, Muhammad Sulaiman PT PEMA, dan Boihaki PT Meuglee.

Momentum ini menegaskan bahwa Aceh tidak ingin hanya menjadi penonton dalam arus investasi global, tetapi siap menjadi pemain utama.

Kesepakatan investasi pun mulai mengerucut. Abu Salam memastikan bahwa sejumlah investor telah menyatakan kesiapannya menanamkan modal di Aceh.

“Ini bukan lagi sekadar wacana. Investor sudah siap, sekarang giliran kita untuk melangkah,” tegas Abu Salam.

Jika proyek ini berhasil, kata Abu Salam, Aceh berpotensi menjadi pusat ekonomi baru di Sumatra yang memiliki daya saing global.

Namun, tantangan terbesarnya adalah bagaimana Pemerintah Aceh dapat merealisasikan kerja sama ini dengan langkah konkret.

“Pulau Pinang sudah memberi sinyal positif. Kini, giliran Aceh membuktikan bahwa ia benar-benar siap menjadi mitra strategis dalam perekonomian regional,” pungkasnya.

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *