MITRABERITA.NET | Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman memaparkan dampak bencana alam terhadap sektor pertanian nasional dalam Sidang Kabinet Paripurna yang dipimpin Presiden Prabowo Subianto.
Salah satu dampak paling signifikan adalah kerusakan lahan pertanian, khususnya sawah, yang terdampak banjir dan cuaca ekstrem di sejumlah daerah.
Dalam laporannya, Mentan Amran menyebut sekitar 70 ribu hektare lahan sawah mengalami kerusakan akibat bencana. Meski demikian, pemerintah optimistis pemulihan sektor pertanian dapat segera dilakukan mulai awal tahun 2026.
“Kerusakan sawah di lapangan ada 70 ribu hektare. Insya Allah kami bisa tangani mulai bekerja di Januari,” ujar Mentan Amran di hadapan Presiden dan jajaran kabinet.
Selain memaparkan dampak bencana, Mentan Amran juga melaporkan perkembangan positif terkait kesejahteraan petani. Ia menyampaikan bahwa Nilai Tukar Petani (NTP) mengalami peningkatan signifikan dan mencapai angka tertinggi sepanjang sejarah.
“Izin Bapak Presiden, kesejahteraan petani meningkat. Nilai tukar petani 124,36 persen dari target 110 dari Menteri Keuangan. Ini tertinggi dalam sejarah. Total kenaikan untuk padi saja pendapatan petani 120 triliun,” ungkapnya.
Peningkatan kesejahteraan tersebut turut ditopang oleh kinerja sektor pertanian yang terus menunjukkan tren positif, termasuk di bidang ekspor. Hingga Agustus 2025, ekspor pertanian nasional tercatat tumbuh 42 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Pemerintah memproyeksikan pertumbuhan ekspor hingga akhir Desember 2025 akan berada di kisaran 33 hingga 35 persen.
Paparan tersebut menunjukkan bahwa meski sektor pertanian menghadapi tantangan besar akibat bencana alam, kinerja dan kontribusinya terhadap perekonomian nasional tetap terjaga.
Pemerintah pun menegaskan komitmennya untuk mempercepat pemulihan lahan pertanian terdampak sekaligus menjaga momentum peningkatan kesejahteraan petani dan pertumbuhan ekspor nasional.
Editor: Redaksi













