GLOBAL

Mengejutkan! Elon Musk Mengundurkan Diri dari Kabinet Trump

×

Mengejutkan! Elon Musk Mengundurkan Diri dari Kabinet Trump

Sebarkan artikel ini
Elon Musk Mengundurkan Diri dari Kabinet Trump. Foto: AFP/Getty

MITRABERITA.NET | Elon Musk, sosok miliarder kontroversial sekaligus CEO Tesla dan SpaceX, secara resmi mengundurkan diri dari jabatan strategisnya di pemerintahan Presiden Donald Trump.

Pengunduran diri ini menandai akhir dari eksperimen efisiensi ambisius yang sejak awal menuai pro dan kontra. Hal itu diungkap seorang pejabat senior Gedung Putih.

“Ia tak akan kembali esok pagi,” ujar sumber tersebut kepada Reuters, pada Rabu malam 28 Mei 2025.

Dalam keterangan itu, sumber itu mengatakan bahwa proses off-boarding Musk dari posisinya sebagai Kepala Departemen Efisiensi Pemerintah (DOGE) telah dimulai.

Musk sendiri juga mengonfirmasi pengunduran diri tersebut lewat akun pribadinya di platform X. Namun menariknya, pengunduran dirinya dilakukan tanpa pertemuan langsung dengan sang presiden.

Tanpa menyebut nama Trump secara langsung, Musk mengucapkan terima kasih atas kesempatan yang ia sebut sebagai “pengalaman yang menggugah pikiran”.

Di balik langkah mundur ini, berbagai sumber mengungkap dinamika internal yang tak kalah panas.

Musk dikabarkan kecewa berat terhadap arah kebijakan fiskal pemerintahan Trump, terutama terkait RUU pajak baru yang disebutnya “tidak masuk akal dan menghancurkan fondasi efisiensi.”

“Bagaimana kita bisa bicara penghematan sementara pengeluaran membengkak hanya demi memoles popularitas politik?” tulis Musk dalam unggahan yang kini telah dihapus.

Perselisihan Musk dengan sejumlah tokoh kunci di kabinet Trump juga makin tajam dalam beberapa pekan terakhir.

Dalam satu pertemuan tertutup yang bocor ke media, Musk dilaporkan menyebut penasihat perdagangan Peter Navarro sebagai “idiot yang hidup di era proteksionisme.”

Selama menjabat 130 hari, Musk memimpin pemangkasan besar-besaran terhadap birokrasi federal. Sekitar 260.000 pegawai sipil diberhentikan melalui skema pensiun dini, pembelian masa kerja, hingga ancaman pemecatan massal.

Namun hasil nyatanya dipertanyakan. “Angka efisiensi memang besar, tapi dampak pelayanan publik justru menurun,” ujar seorang analis kebijakan dari Brookings Institution.

“Ini bukan reformasi, ini amputasi,” tegas analis tersebut yang merasa prihatin.

Editor: Tim Redaksi

Media Online