DINAMIKA

Media Asing Sorot Fenomena Pengibaran Bendera One Piece di Indonesia

×

Media Asing Sorot Fenomena Pengibaran Bendera One Piece di Indonesia

Sebarkan artikel ini
Pengibaran bendera One Piece. Foto: Ilustrasi - tangkapan layar video medsos

MITRABERITA.NET | Fenomena unik dan kontroversial terjadi di Indonesia menjelang peringatan Hari Kemerdekaan ke-80 pada 17 Agustus 2025.

Di berbagai daerah, masyarakat dihebohkan dengan tindakan mengibarkan bendera Jolly Roger –ikon bajak laut dari anime One Piece– berdampingan dengan Merah Putih.

Aksi ini pun menarik perhatian media internasional. Salah satunya adalah The Telegraph, media asal Inggris yang menyoroti fenomena ini sebagai bentuk simbolik dari perlawanan dan protes publik terhadap pemerintah.

Dalam laporannya yang terbit Senin 4 Agustus 2025, The Telegraph menyebut pengibaran bendera bajak laut Topi Jerami bukan sekadar euforia penggemar anime, melainkan dinilai sebagai simbol gerakan sosial yang lebih luas.

Media itu menulis bahwa masyarakat Indonesia menggunakan simbol bajak laut sebagai metafora kebebasan dan perlawanan terhadap tekanan negara.

“Tiba-tiba muncul bendera bajak laut Topi Jerami yang berkibar tinggi di samping bendera nasional Indonesia di beberapa daerah hanya beberapa minggu menjelang perayaan Hari Kemerdekaan,” tulis The Telegraph dalam artikelnya.

Seperti dilansir bisnis.com, mereka menambahkan bahwa bendera-bendera tersebut dikibarkan di berbagai tempat, mulai dari rumah warga, kendaraan pribadi, hingga warung kopi.

Munculnya simbol anime sebagai bentuk ekspresi sosial ini turut menyoroti ketegangan antara masyarakat dan kebijakan negara yang dinilai membatasi ruang kebebasan sipil.

Dianggap Akan Merusak Persatuan

Pemerintah Indonesia tak tinggal diam. Wakil Ketua DPR RI, Sufmi Dasco Ahmad, menyebut fenomena ini sebagai “gerakan sistematis” yang berpotensi merusak persatuan dan kesatuan bangsa.

“Ini bukan sekadar candaan atau tren anak muda. Ada pola dan arah tertentu. Ini bukan kebetulan,” tegas Dasco kepada wartawan.

Menurutnya, pengibaran bendera bajak laut secara masif mendekati momen sakral Hari Kemerdekaan patut dicurigai sebagai upaya terorganisir untuk memecah belah bangsa.

Lebih lanjut, Dasco menilai simbol Jolly Roger sebagai bentuk provokasi yang bisa dimanfaatkan untuk agenda tertentu yang bertentangan dengan ideologi negara.

“Kita tidak boleh mengabaikan simbol. Simbol bisa menjadi alat propaganda,” tambahnya.

Simbol Perlawanan Global

Dalam laporan The Telegraph, pengibaran bendera Jolly Roger One Piece dipandang sebagai cerminan dari keresahan masyarakat terhadap kebijakan-kebijakan yang dinilai otoriter.

Mengutip Laporan Dunia 2023 oleh Human Rights Watch, media itu menyebut bahwa Pemerintah Indonesia mendapat sorotan dalam hal pembatasan kebebasan berbicara, beragama, dan orientasi seksual.

Serial anime One Piece sendiri mengisahkan tentang kelompok bajak laut pimpinan Monkey D. Luffy yang berjuang melawan sistem pemerintahan yang korup dan otoriter, tema yang dianggap relevan dengan semangat perlawanan dan kebebasan dalam konteks nyata.

“Luffy adalah simbol perlawanan terhadap ketidakadilan. Ia melawan Marinir dan Pemerintah Dunia dalam cerita, dan ini tampaknya beresonansi dengan banyak penggemar yang merasa tertindas di dunia nyata,” tulis The Telegraph.

Meski berakar dari budaya pop, fenomena pengibaran bendera bajak laut ini menunjukkan bahwa anime dan simbol fiksi bisa menjadi media perlawanan yang kuat di era digital.

Generasi muda, yang akrab dengan narasi-narasi anime dan manga, kini memanfaatkan simbol-simbol tersebut untuk menyuarakan keresahan sosial dan politik.

Pemerintah Indonesia pun dihadapkan pada tantangan baru, bagaimana menanggapi ekspresi budaya yang berkembang menjadi simbol politik tanpa menimbulkan tekanan berlebih terhadap kebebasan berpendapat.

Editor: Tim Redaksi

Media Online