PERISTIWA

Mahasiswa Aceh Tewas di Sibolga, Tgk Agam Desak Polisi Usut Tuntas

×

Mahasiswa Aceh Tewas di Sibolga, Tgk Agam Desak Polisi Usut Tuntas

Sebarkan artikel ini
Anggota DPRA dari Partai Aceh, Nazaruddin, yang akrab disapa Tgk Agam Sabang. Foto: Dok. MB

MITRABERITA.NET | Anggota DPRA dari Partai Aceh, Nazaruddin, yang akrab disapa Tgk Agam Sabang, mengecam keras insiden kematian Arjuna Tamaraya (21), mahasiswa asal Kabupaten Simeulue, yang ditemukan meninggal dunia di Masjid Agung Kota Sibolga, Sumatera Utara, pada Senin 3 November 2025 dini hari.

Arjuna ditemukan dalam kondisi tak bernyawa sekitar pukul 04.00 WIB. Kasus ini segera menjadi perhatian publik Aceh, terutama setelah beredar dugaan adanya kejanggalan dalam kematiannya, yang belakangan diketahui dikeroyok sejumlah orang.

Tgk Agam menegaskan, kematian Arjuna tidak boleh dianggap sebagai peristiwa biasa. Ia mendesak aparat kepolisian untuk bergerak cepat, profesional, dan transparan dalam mengungkap penyebab kematian mahasiswa tersebut.

“Ini sudah sering terjadi. Sudah banyak kejadian anak-anak Aceh di perantauan yang dibunuh, diperlakukan tidak manusiawi, dan kita selalu terlambat bertindak. Ini harus dihentikan,” tegas Tgk Agam kepada media, Senin 3 November 2025.

Politikus Partai Aceh itu meminta Kepolisian Republik Indonesia mengusut tuntas kasus ini hingga ke akar persoalan, termasuk menemukan motif dan pihak yang terlibat, tanpa ada ruang untuk menutup-nutupi fakta.

“Ini nyawa anak Aceh. Ini generasi kita. Saya meminta Kepolisian agar mengusut tuntas, sampai kepada motif dan pelakunya. Jangan ada ruang sedikit pun untuk menutup-nutupi fakta. Keluarga dan masyarakat Aceh berhak atas keadilan,” tegasnya.

Tgk Agam menyebut bahwa rasa aman dan perlindungan bagi mahasiswa Aceh yang merantau adalah tanggung jawab bersama, bukan hanya pihak keamanan semata.

Selain menuntut pengusutan kasus secara hukum, Tgk Agam juga mendorong Pemerintah Aceh agar segera merancang skema perlindungan bagi mahasiswa Aceh di luar daerah.

Menurutnya, koordinasi antara Pemerintah Aceh, pemerintah kabupaten/kota, serta organisasi paguyuban mahasiswa perlu diperkuat agar setiap insiden yang menimpa mahasiswa Aceh di perantauan bisa dicegah dan ditangani lebih cepat.

“Kita harus perkuat sistem perlindungan anak-anak Aceh di perantauan. Ini tugas bersama. Pemerintah Aceh, kabupaten/kota, DPRA, organisasi mahasiswa, semuanya harus duduk satu meja. Tujuan kita sama, yaitu menjaga keselamatan dan masa depan generasi Aceh,” ujarnya.

Tgk Agam menyampaikan duka cita mendalam kepada keluarga almarhum di Kabupaten Simeulue. Ia memastikan bahwa pihaknya di DPRA akan mengawal proses hukum kasus ini hingga tuntas.

“Semoga almarhum mendapat tempat terbaik di sisi Allah SWT, dan keluarga diberi kesabaran. Kami pastikan akan mengawal kasus ini sampai terang benderang,” pungkasnya.

Editor: Redaksi

Media Online