MITRABERITA.NET | Keandalan pasokan listrik selama bulan Ramadan kembali menjadi sorotan dalam diskusi interaktif yang digelar RRI Banda Aceh pada Senin 3 Maret 2025.
Diskusi ini menghadirkan General Manager PLN Unit Induk Distribusi (UID) Aceh, Ketua Komisi III DPRA Hj. Aisyah Ismail (Kak Iin), serta pengamat kelistrikan, membahas kesiapan PLN dalam memastikan pasokan listrik tetap stabil selama masyarakat menjalankan ibadah ramadan.
Dalam kesempatan tersebut, Kak Iin menegaskan PLN harus memastikan listrik tetap menyala, terutama pada waktu-waktu penting seperti sahur dan berbuka puasa.
Politisi Partai Aceh itu kembali mengingatkan PLN agar tidak ada pemadaman listrik yang dapat mengganggu kenyamanan masyarakat dalam beribadah.
“PLN harus meningkatkan kesiapsiagaan dengan membentuk pos siaga 24 jam, menyediakan genset serta UPS mobile, dan memastikan seluruh peralatan pendukung dalam kondisi optimal,” ujar Kak Iin.
Saat ini, dengan beroperasinya PLTMG Arun yang memasok 50% kebutuhan listrik Aceh serta PLTU Nagan Raya yang menopang wilayah Barat Selatan, Aceh memiliki kapasitas daya mencapai 553 MW dengan surplus yang bahkan bisa disuplai ke provinsi lain di Sumatera.
Namun, Komisi III DPRA tetap mengimbau dan mengingatkan kepada PLN untuk melakukan langkah-langkah pencegahan, sehingga tidak terjadi pemadaman selama bulan Ramadan.
Sebagai bentuk pengawasan, sebelumnya Komisi III DPRA telah menggelar rapat kerja dengan PLN pada 6 Januari 2025.
Dalam pertemuan itu, DPR Aceh menekankan pentingnya tindakan preventif seperti pemangkasan pohon yang berpotensi mengganggu jaringan listrik dan perawatan berkala terhadap mesin pembangkit.
Selain itu, PLN diminta meningkatkan kecepatan respons terhadap laporan gangguan listrik dengan mengoptimalkan layanan hotline pengaduan.
Tak hanya fokus pada kestabilan listrik selama Ramadan, Komisi III DPRA juga menyoroti pemerataan akses listrik ke daerah terpencil. Meski Rasio Desa Berlistrik (RDB) di Aceh telah mencapai 100%, masih ada beberapa dusun yang belum mendapatkan akses listrik.
DPR Aceh terus mendorong PLN untuk segera menyelesaikan pemasangan jaringan listrik hingga ke pelosok daerah guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Dalam diskusi tersebut, DPR Aceh juga mengajak PLN mengembangkan energi terbarukan guna mengurangi ketergantungan pada energi fosil.
Aceh memiliki potensi besar dalam pengembangan energi panas bumi dan tenaga air, dengan 17 titik potensi panas bumi dan 70 titik potensi Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA).
Jika dikembangkan dengan baik, sumber energi ini tidak hanya meningkatkan ketahanan energi tetapi juga menarik investasi di sektor kelistrikan.
Mengantisipasi gangguan listrik akibat cuaca ekstrem, DPR Aceh menekankan pentingnya koordinasi antara PLN, pemerintah daerah, dan pemangku kepentingan lainnya.
Dengan adanya tim siaga dan kerja sama yang solid, diharapkan pemadaman listrik akibat bencana alam dapat ditangani dengan cepat dan efektif.
Menutup diskusi, Kak Iin juga mengapresiasi upaya PLN dalam menjaga pasokan listrik selama Ramadan dan berharap konsistensi ini tetap dijaga di bulan-bulan berikutnya.
Menurutnya, keandalan listrik bukan hanya mendukung kelancaran ibadah masyarakat tetapi juga berperan penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi Aceh, khususnya bagi industri dan UMKM yang bergantung pada stabilitas pasokan energi.