MITRABERITA.NET | Wakil Menteri Agama Romo HR Muhammad Syafi’i angkat bicara terkait kekacauan yang terjadi saat prosesi lempar jumrah di Jamarat. Ia menyoroti peran petugas keamanan Arab Saudi yang dinilai menghambat tugas petugas haji Indonesia mendampingi jamaah.
Romo Syafi’i mengungkap, petugas keamanan setempat justru mengusir dan melarang petugas haji Indonesia untuk menemani jamaah saat berada di kawasan Jamarat. Akibatnya, banyak jamaah kesulitan mencari arah dan tersesat ketika hendak melontar jumrah.
“Kita harus ada komunikasi antara Kemenag dan Dubes dengan Pemerintah Arab Saudi agar petugas kita tidak diperlakukan seperti jamaah biasa. Ada yang ingin mendampingi jamaah ke atas tapi diusir,” ujarnya dalam keterangan, Ahad 8 Juni 2025, seperti dikutip dari Antara.
Ia menilai, petugas keamanan Arab Saudi memperlakukan petugas haji dari Indonesia seperti jamaah biasa, sehingga membatasi akses mereka untuk menjalankan tugas-tugas pendampingan.
Menurutnya, masalah ini tidak bisa dibiarkan berulang dan perlu adanya kesepahaman diplomatik agar otoritas keamanan Saudi memberi ruang gerak bagi petugas Indonesia.
“Ada beberapa polisi yang memperbolehkan, tapi ada juga yang mengusir. Maka ini harus jadi rekomendasi untuk tahun-tahun mendatang,” jelasnya.
Ia pun menegaskan pentingnya pemberian tanda khusus atau tasrih bagi petugas agar mereka dikenali dan bisa bergerak bebas membantu jamaah, khususnya di lokasi-lokasi padat seperti Jamarat.
Selain itu, Romo Syafi’i turut menyinggung berbagai kendala teknis yang terjadi selama puncak ibadah haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina, yang disebutnya sebagai persoalan yang harus ditinjau secara menyeluruh.
“Saya pikir hampir semuanya harus diperbaiki. Saya tidak mau komentar terlalu jauh, tapi catatan saya: apa yang terjadi hari ini itu yang sepenuhnya harus dievaluasi. Hampir semua lini,” tegasnya.
Sumber: CNNIndonesia.com | Editor: Tim Redaksi