Kemenag Latih Kepala KUA Menyusun Peta Strategis Ketahanan Keluarga

Kemenag Latih Kepala KUA Menyusun Peta Strategis Ketahanan Keluarga. Foto: Dok. Kemenag

MITRABERITA.NET | Dalam upaya memperkuat Peran KUA dalam membangun Ketahanan Keluarga di tingkat akar rumput, sebanyak 100 Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) dari berbagai daerah mengikuti Bimbingan Teknis Fasilitator Jaringan Lokal yang digelar di Jakarta, dari 16 hingga 19 Juni 2025.

Bimtek ini menjadi langkah strategis Kementerian Agama (Kemenag) dalam merespons berbagai persoalan sosial, seperti tingginya angka perceraian dan pernikahan anak. Kemenag mendorong para kepala KUA agar menjadi penggerak kerja sama lintas sektor untuk menghadirkan keluarga yang berkualitas.

Instruktur Nasional Bina Keluarga Sakinah, Sugeng Widodo, mengatakan, para peserta memetakan berbagai tantangan ketahanan keluarga di wilayah kerja masing-masing. Isu-isu yang dibahas meliputi perceraian, pernikahan anak, hingga rendahnya literasi keuangan keluarga.

“Pelatihan ini berpeluang melahirkan peta jalan ketahanan keluarga berbasis data empiris dan jejaring yang kuat. Peta jalan ini akan menjadi acuan kebijakan dan program pendampingan yang lebih tepat sasaran di masa mendatang,” ujarnya, dikutip MITRABERITA.NET, Jumat 20 Juni 2025.

Selain mengidentifikasi tantangan, peserta juga melakukan analisis terhadap pemangku kepentingan yang berpotensi menjadi mitra strategis, seperti pemerintah daerah, tokoh agama, lembaga pendidikan, dan organisasi masyarakat.

Kepala Subdirektorat Bina Keluarga Sakinah, Zudi Rahmanto, menekankan pentingnya peran Kepala KUA sebagai fasilitator jaringan lokal. Ia menyebut, fungsi KUA tidak hanya sebatas pelayanan administrasi pernikahan.

“Dengan membangun jaringan lokal, KUA dapat bergerak lebih masif menjangkau keluarga yang rentan. Local networking ini juga menjadi bagian dari penguatan after aqad service, yakni layanan keluarga pasca-akad nikah. Kolaborasi multipihak menjadi kunci keberhasilan program ketahanan keluarga,” jelasnya.

Dalam kegiatan tersebut, peserta juga mendapat pelatihan praktik analisis pemangku kepentingan dengan pendekatan partisipatif untuk menggali dukungan dari berbagai unsur masyarakat. Tujuannya agar program ketahanan keluarga berjalan optimal.

“Selain itu, bimtek ini membuka ruang pertukaran pengalaman antardaerah. Beberapa Kepala KUA berbagi strategi inovatif, seperti pendampingan keluarga pranikah, edukasi kesehatan reproduksi, hingga penguatan ekonomi keluarga berbasis komunitas,” kata Zudi.

Editor: Redaksi