MITRABERITA.NET | Di tengah terik mentari dan hamparan tambak yang sunyi, ada sebuah gubuk reyot yang berdiri nyaris roboh, di Gampong (Desa) Me Merbo, Kecamatan Tanah Pasir, Aceh Utara.
Rumah tersebut milik Rudi (43), seorang pria sederhana yang merantau dari Kuala Simpang, Kabupaten Aceh Tamiang, sepuluh tahun lalu demi menghidupi keluarganya.
Rumah itu jauh dari kata layak, berdinding papan lapuk dan anyaman bambu, beratap daun nipah yang ditambal seadanya dengan spanduk plastik bekas, tanpa listrik, hanya tanah keras sebagai lantai.
Di dalamnya, istri Rudi, Nilawati (41), dan ketiga buah hati mereka bertahan hidup seadanya dalam sepuluh tahun terakhir di gubuk reyot tersebut.
Kisah pilu keluarga ini menjadi viral dan mengetuk hati istri Gubernur Aceh Muzakir Manaf, yang juga Ketua Tim Penggerak PKK Aceh Marlina Usman.
Tak lama setelah berita mengenai keluarga miskin itu diberitakan awak media dan viral, Marlina datang langsung ke rumah Rudi. Di sana, ia tak mampu menahan kesedihan melihat kondisi rumah keluarga tersebut.
Baca: Kehidupan Menyedihkan Keluarga Miskin di Aceh, Terlupakan Ditengah Anggaran yang Melimpah!
Seperti dirilis Humas Pemerintah Aceh, Selasa 22 April 2025, digambarkan betapa menyedihkannya nasib keluarga yang disebut kerap didatangi untuk didata namun tak pernah menerima bantuan kecuali BLT dari gampong.
Saat Marlina menyusuri dapur kecil, seekor ayam yang mengeram terbang keluar lewat atap bocor. Momen itu seolah melukiskan rapuhnya kehidupan yang dijalani keluarga ini.
Di hadapan Marlina, Rudi menceritakan perjalanan hidupnya yang penuh kesedihan, termasuk upaya pemerintah desa yang terbatas karena ketiadaan lahan. Namun, ia bersama keluarga tetap tabah menjalani kehidupan.
“Gampong bukan tidak membantu. Sudah banyak upaya. Tapi karena tidak ada lahan, rumah bantuan juga tidak bisa dibangun,” ungkap Rudi.
Marlina memeluk Nilawati, mencoba menyalurkan kekuatan dan harapan. “Yang sabar, ya, Bu. Insya Allah, pemerintah akan membantu membangun rumah untuk keluarga ini,” ucap Marlina.
Ia menegaskan bahwa kehadirannya adalah bagian dari ikhtiar Pemerintah Aceh untuk menyentuh langsung denyut nadi masyarakat. “Doakan kami selalu diberi kekuatan untuk terus turun ke rumah rumah seperti ini,” ujarnya.
Dari Me Merbo, rombongan menuju Gampong Blang Pala, Kecamatan Bandar Baru, ke rumah pasangan lansia M. Ali dan Maisarah. Di rumah sederhana yang berdiri di atas lahan sendiri itu, tangis kembali pecah saat Marlina tiba.
Maisarah menahan beban di hatinya, sang putra, M. Fakhri, akan menikah, tapi rumah yang mereka tempati jauh dari layak.
“Bagaimana tidak menangis, bagaimana mau membawa pulang menantu,” tuturnya dengan suara lirih, sembari menunjuk tempat tidur sederhana yang hanya dibatasi kelambu usang.
Marlina kembali memberikan pelukan hangat dan harapan. Ia berjanji akan mengupayakan bantuan rumah layak huni bagi keluarga itu melalui program pemerintah.
Sebelum pamit, Marlina meminta doa dari Maisarah. Sang ibu, dengan deraian air mata, memeluk Marlina erat dalam pelukan penuh syukur dan harapan baru.