MITRABERITA.NET | Kepala Dinas Pendidikan Aceh, Marthunis, ST., D.E.A., memulai kunjungan kerjanya ke Kabupaten Gayo Lues dengan menjadi Pembina Upacara di SMA Negeri Seribu Bukit, Senin 11 Agustus 2025.
Upacara ini diikuti ratusan siswa dan dewan guru, serta turut dihadiri jajaran pejabat Dinas Pendidikan Aceh, Cabang Dinas Pendidikan Gayo Lues, tim Yayasan HAkA, pengawas, dan kepala sekolah setempat.
Dalam amanatnya, Marthunis menyampaikan pesan inspiratif yang menghubungkan semangat pelajar Gayo Lues dengan kisah sukses bangsa Swiss.
Ia menegaskan, kemajuan Swiss yang dikenal dunia bukan lahir dari kekayaan alam, melainkan berakar pada tiga nilai utama: disiplin, kepercayaan, dan kualitas.
“Jam tangan terbaik berasal dari Swiss karena mereka disiplin terhadap waktu. Dunia mempercayakan simpanan keuangan kepada bank-bank Swiss karena mereka menjaga amanah. Produk Swiss dihargai tinggi karena kualitasnya premium,” ujar Marthunis di hadapan peserta upacara.
Ia mengajak siswa Aceh, khususnya di Gayo Lues, untuk meneladani nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Menurutnya, disiplin dan komitmen terhadap kualitas sejalan dengan ajaran Al-Qur’an yang menekankan pentingnya istiqamah dalam berbuat baik, menjaga amanah, dan menjauhi kemungkaran.
Dalam konteks pendidikan berasrama di SMAN Seribu Bukit, Marthunis menilai sistem tersebut memberi peluang emas untuk membentuk kebiasaan positif secara konsisten. Ia menekankan pentingnya kedisiplinan, semangat belajar, kepedulian sosial, serta pola hidup sehat yang teratur.
“Anak-anak Gayo Lues tidak perlu minder dibandingkan siswa dari Banda Aceh atau daerah lain. Kalian bisa jadi yang terbaik, sama seperti Swiss yang berada di tengah pegunungan tetapi mampu bersaing di tingkat dunia,” ujarnya menyemangati siswa.
Usai upacara, Kadisdik melanjutkan agenda dengan pertemuan bersama dewan guru dan pengawas di SMAN Seribu Bukit, lalu berkunjung ke SMKN Balangkejeren, SMAN 1 Balangkejeren, dan SLB Pembina Blangkejeren.
Dalam pertemuan itu, ia membahas strategi penguatan mutu pendidikan, pengelolaan sekolah berasrama, serta pentingnya peran guru dalam membentuk karakter dan etos kerja siswa.
“Kualitas pendidikan bukan hanya ditentukan kurikulum, tetapi ditopang oleh kualitas guru. Guru adalah ujung tombak transformasi di sekolah. Karena itu, disiplin, integritas, dan semangat perubahan harus menjadi teladan nyata,” tegasnya.
Kunjungan ini menjadi momentum strategis bagi dunia pendidikan di Gayo Lues untuk memperkuat komitmen bersama mewujudkan sekolah yang berkualitas, berkarakter, dan mampu bersaing di tingkat regional, nasional, bahkan global.
Editor: Redaksi